Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah suatu proses tertentu yaitu proses yang terus menerus dan proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Mengenai apa yang dimaksud dengan istilah “perkembangan” ada beberapa psikolog yang lebih setuju untuk menggunakan istilah “pertumbuhan”.
Tetapi meskipun demikian, kebanyakan para ahli psikologi cenderung membedakan pengertian kedua istilah tersebut ; “pertumbuhan” dimaksudkan untuk menunjukkan kepada perubahan-perubahan bersifat kuantitatif yang menyangkut aspek fisik jasmaniah, sebagai contoh : perubahan struktur dan organ fisik, sehingga semakin besar anak,semakin tinggi badannya. Istilah perkembangan secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek mental psikologis manusia, misalnya ; perubahan-perubahan yang berkaitan dengan pengetahuan, keyakinan agama, dan moral.
Pertumbuhan fisik akan mempengaruhi perkembangan mental psikologis manusia dengan cara pertumbuhan fisik menghasilkan unsure kematangan fungsi fisik yang akan menjadi bahan mentah dan penentu batas kualitas perkembangan.
Dalam keseluruhan perkembangan manusia dari konsepsi sampai mati, proses pertumbuhan fisik tampak mendahului proses perkembangan mental psikologis.
Pertumbuhan fisik berlangsung sejak konsepsi dan selesai pada masa akil-baligh, sedangkan proses perkembangan mental psikologis dimulai setelah masa “resting age” lebih kurang 15 hari setelah lahir dan berakhir apabila ia telah memasuki liang lahat.
<!--[if !supportLists]-->1.1. <!--[endif]-->Perkembangan menurut Aliran Asosiasi
Para ahli yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat bahwa pada hakekatnya perkembangan itu adalah proses asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti aliran ini yang primer adalah bagian bagian, bagian bagian ada lebih dulu, sedangkan keseluruan ada kemudian. Bagian bagian itu terikat satu sama lain menjadi suatu keseluruhan oleh asosiasi.
Jadi misalnya bagaimana terbentuknya pengertian lonceng pada anak-anak, mungkin akan diterangkan demikian: mungkin anak anak itu mendengar suara lonceng lalu memperoleh kesan pendengaran bagaimana tentang lonceng; selanjutnya anak-anak itu melihat lonceng tersebut lalu mendapat kesan penglihatan (mengenai warna dan bentuk); selanjutnya mungkin anak itu mempunyai kesan rabaan jika sekiranya dia mempunyai kesempatan untuk meraba lonceng tersebut. jadi gambaran mengenai lonceng itu makin lama makin lengkap.
Salah seorang tokoh aliran asosiasi yang terkenal adalah john locke. Locke berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih semisal selembar kertas putih, yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman empiri. Dalam hal ini locke membedakan adanya dua macam pengalaman, yaitu:
<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indra.
<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri.
<!--[if !supportLists]-->1.2. <!--[endif]-->Perkembangan menurut Tipologi Gestal
Pengikut-pengikut aliran psikologi Gestalt mengemukakan konsep yang berlawanan dengan konsepsi yang dikemukakan oleh para ahli yang mengikuti aliran asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti gestalt, perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangakan bagian bagian adalah skunder; bagian-bagian hanya mmpunyai arti sebagai bagian dari pada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain; keseluruhan ada terlebih dahulu disusul oleh bagian-bagiannya. Kalau kita ketemu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau vulpennya yang bagus, atau dahinya yang terluka, melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan. Baru kemudian kita susul dengan menyaksikan adanya hal-hal khusus tertentu. Misalnya: bajunya baru dan sebagainya.
Juga pengenalan anak terhadap dunia luar merupakan proses diferensiasi. Mula-mula anak merasa satu dengan dunia sekitarnya, baru kemudian ada diferensiasi: dia merasa (mengetahui) dirinya sebagai suatu yang berbeda dari dunia sekitarnya. Lebih jauh dia dapat membedakan bahwa dunia sekitanya itu terdiri dari manusia dan bukan manusia.
<!--[if !supportLists]-->1.3. <!--[endif]-->Perkembangan menurut Aliran Sosiologis
Para ahli yang mengikuti aliran sosiologisme menganggap bahwa perkembangan adalah proses sosialisasi. Anak manusia mula mula bersifat a-sosial (pra-sosial) yang kemudian dalam perkembangannya sedikit demi sedikit disosialisasikan.
Perkembangan merupakan suatu proses sosialisasi dalam bentuk irnitasi yang berlangsung dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia adalah keturunan, lingkungan, dan manusia itu sendiri.
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Fase-fase perkembangan menurut beberapa ahli psikologi
<!--[if !supportLists]-->2.1. <!--[endif]-->Santrok dan Yussen
<!--[if !supportLists]-->2.1.1. <!--[endif]-->Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu lebih kurang sembilan bulan.
<!--[if !supportLists]-->2.1.2. <!--[endif]-->Fase bayi adalah saat perkembangan yang brrlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa ynng sangat. Bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
<!--[if !supportLists]-->2.1.3. <!--[endif]-->Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajnr melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keteranipilan yang berkaitan dengan kesiapan unttik bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memas.uki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.
<!--[if !supportLists]-->2.1.4. <!--[endif]-->Fase kannk-knnak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai
memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
<!--[if !supportLists]-->2.1.5. <!--[endif]-->Masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dr.ri masa Nanak-kanak ke masa dewasa? aval, yang dimulai kira-kira timur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-penibahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan
<!--[if !supportLists]-->2.2. <!--[endif]-->Charlote Buhler
<!--[if !supportLists]-->2.2.1. <!--[endif]-->Fase 0-1 tahun : Masa-masa menghayati obyek-obyek di luar diri sendiri, dan saat melatih fungsi-fungsi terutama melatih fungsi motorik: yaitu fungsi-fungsi yang berkaitan dengan gerakan-gerakan dari badan dan anggota badan.
<!--[if !supportLists]-->2.2.2. <!--[endif]-->B. Fase 2-4 tahun : Masa pengenalan dunia obyektif di luar diri sendiri disertai penghayatan subyektif.
<!--[if !supportLists]-->2.2.3. <!--[endif]-->Fase 5-8 tahun : masuk pada sosialisasi anak. Pada saat ini anak mulai memasuki masyarakat luas (misalnya taman kanak-kanak, pergaulan dengan kawan-kawan sepermaian dan sekolah rendah).
<!--[if !supportLists]-->2.2.4. <!--[endif]-->Fase 9-11 tahun : masa sekolah rendah. Pada periode ini anak mencapai obyektifitas tertinggi.
<!--[if !supportLists]-->2.2.5. <!--[endif]-->Fase 14-19 tahun : masa tercapainya sintesa antar sikap ke dalam batin sendiri dengan sikap ke luar kepada dunia obyektif.
<!--[if !supportLists]-->2.3. <!--[endif]-->Perkembangan individu dalam Islam menurut Netty Hartati dkk (2004)
<!--[if !supportLists]-->2.3.1. <!--[endif]-->Fase Pra-Natal
Fase perkembangan manusia pada masa prenanatal ini sebagaimana dijelaskan baik dari sumber hadits dan al-Qur’an merupakan proses yang saling berkaitan, pada periode pra-natal ini dimana sifat bawaan dan jenis kelamin individu. Dalam masa ini merupakan langkah awal perkembangan dan pertumbuhan serta pembentukan kepribadian, maka sebagian ulama menyarankan dalam masa seorang ibu yang hamil hendak sering membaca Al-Qur’an dan banyak melakukan perbuatan yang baik dan terpuji sehingga perbuatan yang baik tersebut akan menjadi kepribadian anak dalam kandungan tersebut.
<!--[if !supportLists]-->2.3.2. <!--[endif]-->Fase Lahir
Fase lahir merupakan permulaan atau periode awal keberadaan sebagai individu dan pada masa ini dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang dua minggu dan periode ini janin mulai menyesuaikan dirinya dengan kehidupan di luar hamil.
<!--[if !supportLists]-->2.3.3. <!--[endif]-->Fase Dua Tahun Pertama
Rasulullah SAW bersabda tentang pendidikan anak tersebut sebagaimana sabdanya yang berbunyi:
“Mulailah mendidik anak-anak kalian dengan kalimat yang pertama : Laa ilaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah), bimbinglah mereka ketika mereka berada dalam sekarat dengan laa ilaha illallah ! (H.R al-Baihaqi).
<!--[if !supportLists]-->2.3.4. <!--[endif]-->Fase kanak-kanak
Hukum tempo perkembangan menyatakan bahwa tiap-tiap anak memiliki tempo perkembangan yang berbeda. Anak juga memiliki masa peka, yaitu suatu masa di mana suatu organ atau unsur psikologis anak mengalami perkembangan yang sebaik-baiknya. Bagi seorang pendidik, mengetahui perkembangan anak diperlukan dalam membimbing anak sesuai dengan perkembangannya.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
<!--[if !supportLists]-->3.1. <!--[endif]-->Nativisme
Para ahli yang beraliran Nativisme berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata tergantung kepada faktor dasar/pembawawaan. Tokoh utama dari aliran ini adalah Schopenhauere.
<!--[if !supportLists]-->3.2. <!--[endif]-->Empirisme
Sedangkan para ahli dari golongan empirisme yang di prakarsai oleh John Locke, berpendapat bahwa perkembangan individu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan.
<!--[if !supportLists]-->3.3. <!--[endif]-->Konvergensi
Aliran yang nampak menengahi kedua pendapat tersebut adalah aliran konvergensi yang diketuai oleh William Sterm, aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut.
Baik faktor dasar/pembawaan secara konvergent akan menentukan perkembangan seorang individu, tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan. Tetapi tidak ada salahnya bila beberapa faktor tersebut kita tinjau :
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Intelligensi
Berdasasrkan penelitian terman LM (Genetic Studies of Genius) dan Mead TD (The age of walking in relation to general intelligence) telah dibuktikan adanya pengaruh intelligensi terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam perkembangan berjalan dan berbicara.
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Seks
Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas. Yang nyata terlihat adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaninya. Pada waktu lahir anak laki-laki terlihat lebih besar dari ank perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula dalam mencapi kedewasaannya dari pada anak laki-laki.
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Kelenjar-kelenjar
Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu) menunjukan adanya peranan penting dari kelenjr ini dalam pertumbuhan jasmani dan rohani dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah dilahirkan. Sebagai contoh, Kelenjar yang mengeluarkan kalsium yang letaknya di tenggorokan, jika kelenjar ini kurang mengeluarkan kalsium maka akan mempengaruhi tumbuhnya tulang-tulang dan otot-otot.
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Kebangsaan (ras)
Anak-anak dari ras Mediteranian (lautan tengah) tumbuh lebih cepat dari anak-anak Eropah sebelah utara. Anak-anak Negro dan Indian rupanya pertumbuhan mereka tidak begitu cepat dibandingkan dengan anak-anak kulit putih dan kuning.
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Posisi dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan. Anak bungsu biasanya perkembangannya lebih lambat6 karen dimanja. Dalam hal anak tunggal perkembangan mentalitasnya cepat, karena pergaulan dengan orng-orang dewasa lebih besar.
<!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Makanan
Perkembangan fisik dan mental anak-anak kita secara langsung atau tidak juga dipengaruhi oleh faktor makanan yang sehat dan cukup bergizi.
<!--[if !supportLists]-->7. <!--[endif]-->Kultur (Budaya)
Faktor budaya ini sangat besar pengaruhnya sehingga dapat mempengaruhi sifat kepribadian dan kedewasaan seseorang. Yang termasuk budaya disini selain budaya masyarakat juga termasuk didalamnya budaya pendidikan, agama, dan sebagainya.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan diatas Elizabeth B. Hurlock mengemukakan beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya perkembangan (Cause of Development), yaitu:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Kematangan (Maturation)
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Perkembangan fisik dan mental adalah sebagian akibat daaripada kodrat yang telah menjadi bawan dan juga daripada latihan dan pengalaman si anak. Pertumbuhan secar kodrat kadang-kadang timbulya secara sekonyong-konyong. Pada kanak-kanak sering kita lihat, tiba-tiba anak itu bisa berdiri, berjalan, berbicara dan sebagainya ynag kadang-kadang sesudah seseorang menilai bahwa anak itu sangat terbelakang dalam perkembangannya.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Belajar dan Latihan (Lerning)
Kombiansi kematangan dan belajar (Interaction of Maturation and Learning) Kedua sebab kematangan dan belajar itu tidak berlangsung sendiri-sendiri, tetapi bersama-sama. Biasanya melalui pelatihan yang tepat dan terarah dapat menghasilkan perkembangan yang maksimum, tetapi kdang-kadang meskipun bantuan kuat dan usahanya effektif tidak berhasil sesuai yang diharapkan, jika batas perkembangan lekas tercapai atau daya berkembangnya sangat terbatas.
Kematangan suatu sifat sangat penting bagi seorang pendidik untuk mengetahuinya, karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi sebaik-baiknya terhadap semua usaha bimbingan yang sesuai bagi mereka. Telah banyak percobaan-percobaan diadakan untuk mengetahui sampai dimana seorang anak dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar pengalaman. Hasilnya antara lain:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Pada tahun-tahun pertama kematangan ini penting karena memungkinkan pengajaran / pelatihan
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Dalam hal perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan di antara anak kembar dan anak yang berbeda ras nya (Negro dan Amerika misalnya)
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Belangsungnya secara bersama-sama antara pertumbuhan kodrat (kematangan) dengan pengajaran/pelatihan adalah sangat menguntungkan bagi perkembangan anak.
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Sifat-sifat anak
<!--[if !supportLists]-->4.1. <!--[endif]-->Periodisasi berdasarkan Biologis
Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan pada keadaan atau proses biologis tertentu.
Aristoteles menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa dalam tiga periode yang lamanya masing-masing 7 tahun sebagai berikut:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Fase anak kecil, dari 0,0-7,0, masa bermain.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Fase anak sekolah: dari 7,0-14,0; masa belajar atau masa sekolah rendah.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Fase remaja; dari umur 14,0-21,0; masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.
<!--[if !supportLists]-->4.2. <!--[endif]-->Periodisasi berdasarkan Diktatis
Salah seorang tokoh yang terkenal dalam pembagian periode ini ialah Comenius, yang sangat terkenal konsepsinya mengenai macam-macam sekolah yang disesuiakan dengan perkembangan anak; yaitu:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Masa sekolah ibu, untuk anak-anak umur 0,0-6,0.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Masa sekolah bahasa ibu, untuk anak-anak umur 6,0-12,0.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Masa sekolah bahasa latin, untuk anak-anak umur 12,0-18,0
<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Masa sekolah tinggi, untuk anak-anak umur 18,0-24,0.
Periodisasi perkembangan yang telah dikemukakan di atas merupakan pembagian lama yang membatasi periodisasi perkembangan hanya sejak lahir sampai masa dewasa (dari umur 0,0-21,0 atau 25,0).
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, phD dalam “Developmental Psychology To day” (1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental Psychology” (1980) tampak sudah lengka mencangkup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai berikut:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Masa sebelum lahir (pranatal) selama 9 bulan atau 280 hari.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Masa bayi baru lahir (new born) 0,0 sampai 2 minggu.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Masa bayi (babyhood) dari 2 minggu sampai 2,0.
<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Masa kanak-kanak awal (early childhood) dari 2,0 sampai 6,0.
<!--[if !supportLists]-->e. <!--[endif]-->Masa kanak-kanak akhir (later childhood) dari 6,0-12,0
<!--[if !supportLists]-->f. <!--[endif]-->Masa puber (puberty) dari 11,0 atau 12,0 sampai 15,0 atau 16,0.
<!--[if !supportLists]-->g. <!--[endif]-->Masa remaja (adolescence) dari 15,0 atau 16,0 sampai 21,0.
<!--[if !supportLists]-->h. <!--[endif]-->Masa dewasa awal (early adulthood) dari 21,0 sampai 40,0.
<!--[if !supportLists]-->i. <!--[endif]-->Masa dewasa madya (middle adulthood) dari 40,0 sampai 60,0.
<!--[if !supportLists]-->j. <!--[endif]-->Masa usia lanjut (later adulthood) dari 60,0 sampai …
<!--[if !supportLists]-->4.3. <!--[endif]-->Periodisasi berdasarkan Psikologis
Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini pada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch. Oleh Kroch masa kegoncangan ini disebutnya “Trotz Periode” dan selama perkembangannya anak mengalami dua kali Trotz Periode, yaitu:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->dalam tahun ketiga, atau kadang-kadang juga pada permulaan tahun keempat;
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->pada permulaan masa pubertas; bagi anak laki-laki pada tahun ketiga belas.
Kedua Trotz Periode inilah yang membatasi antara fase yang satu dengan fase yang lainnya. dengan demikian Oswald Kroch membagi masa perkembangan anak menjadi tiga fase:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Dari lahir sampai masa Trotz pertama, yang biasanya disebut masa anak-anak awal.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Dari masa Trotz pertama sampai masa Trotz kedua, yang biasanya disebut masa keserasian bersekolah.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Dari masa Trotz kedua sampai akhir remaja, yang biasanya disebut masa kematangan. Umur berakhirnya masa remaja itu tidak dapat dipastikan tetapi sebagai ancar-ancarnya pada umur 21 tahun.
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Kesimpulan dan Penutup
<!--[if !supportLists]-->5.1. <!--[endif]-->Psikologi perkembangan ialah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk Psikologi Khusus, yaitu Psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
<!--[if !supportLists]-->5.2. <!--[endif]-->Kegunaan mempelajari Psikologi Perkembangan, antara lain :
<!--[if !supportLists]-->5.2.1. <!--[endif]-->Mengetahui fakta-fakta dan perinsip-perinsip mengenal tingkah laku manusia.
<!--[if !supportLists]-->5.2.2. <!--[endif]-->Untuk memahami kepribadian sendiri.
<!--[if !supportLists]-->5.2.3. <!--[endif]-->Untuk menilai tingkah laku yang normal.
<!--[if !supportLists]-->5.3. <!--[endif]-->“Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis (perubahan yang bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis), progresif (perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif/fisik mapun kualitatif/psikis), dan berkesinambungan (perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan) dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya”. (Yusuf, 2003:15). Setiap individu akan mengalami proses perkembangan yang berlangsung melalui tahapan-tahapan perkembangan secara berantai.
<!--[if !supportLists]-->5.4. <!--[endif]-->Penutup
Demikianlah makalah yang penulis buat, tentunya disana-sini masih banyak kekurangan dan perlu disempurnakan agar problematika perkembangan individu jauh lebih dapat dipelajari dan menjadi acuan pembelajaran khususnya penulis dan para pembaca.
Konsep Dasar Perkembangan Individu
Posted on 24 Januari 2008 by AKHMAD SUDRAJAT
oleh : Akhmad Sudrajat
1. Apa perkembangan individu itu?
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
2. Apa yang dimaksud dengan sistematis ?
Sistematis adalah bahwa perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh : kemampuan berbicara seseorang akan sejalan dengan kematangan dalam perkembangan intelektual atau kognitifnya. Kemampuan berjalan seseorang akan seiring dengan kesiapan otot-otot kaki. Begitu juga ketertarikan seorang remaja terhadap jenis kelamin lain akan seiring dengan kematangan organ-organ seksualnya.
3. Apa yang dimaksud dengan progresif ?
Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif (fisik) mapun kualitatif (psikis). Contoh : perubahan proporsi dan ukuran fisik (dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar); perubahan pengetahuan dan keterampilan dari sederhana sampai kepada yang kompleks (mulai dari mengenal huruf sampai dengan kemampuan membaca buku).
4. Apa yang dimaksud dengan berkesinambungan ?
Berkesinambungan artinya bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan. Contoh : untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan merangkak.
5. Apa ciri-ciri perkembangan individu?
Perkembangan individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. Terjadinya perubahan dalam aspek :
Fisik; seperti : berat dan tinggi badan.
Psikis; seperti : berbicara dan berfikir.
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi.
Fisik; seperti : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya.
Psikis; seperti : perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis.
3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
Fisik; seperti: rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar pineal.
Psikis; seperti : lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif.
4. Diperolehnya tanda-tanda baru.
Fisik; seperti : pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis dan jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua.
Psikis; seperti berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama.
6. Apa prinsip-prinsip perkembangan inidividu?
Prinip- prinsip perkembangan individu, yaitu :
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.
2. Semua aspek perkembangan saling berhubungan.
3. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
4. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
5. Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.
6. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.
7. Bagaimana pola atau arah perkembangan inidividu?
Arah atau pola perkembangan sebagai berikut :
1. Cephalocaudal & proximal-distal (perkembangan manusia itu mulai dari kepala ke kaki dan dari tengah (jantung, paru dan sebagainya) ke samping (tangan).
2. Struktur mendahului fungsi.
3. Diferensiasi ke integrasi.
4. Dari konkret ke abstrak.
5. Dari egosentris ke perspektivisme.
6. Dari outer control ke inner control.
8. Bagaimana tahapan-tahapan perkembangan individu?
Dalam berbagai literatur kita dapati berbagai pendekatan dalam menentukan tahapan perkembangan individu, diantaranya adalah pendekatan didaktis. Dalam hal ini, Syamsu Yusuf (2003) mengemukakan tahapan perkembangan individu dengan menggunakan pendekatan didaktis, sebagai berikut :
Masa Usia Pra Sekolah
Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua yaitu (1) Masa Vital dan (2) Masa Estetik
1. Masa Vital; pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu , Freud menyebutnya sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun kedua umunya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya.
2. Masa Estetik; dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Pada masa ini panca indera masih sangat peka.
Masa Usia Sekolah Dasar
Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu : (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2. Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
5. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
6. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
Masa Usia Sekolah Menengah
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja, yang terbagai ke dalam 3 bagian yaitu :
1. masa remaja awal; biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif, dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial,
2. masa remaja madya; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.
3. masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.
Masa Usia Kemahasiswaan (18,00-25,00 tahun)
Masa ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup.
9. Apa tugas perkembangan individu itu?
Havighurst (1961) mengemukakan bahwa : “ A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later task.
10. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak-kanak awal (0,0–6.0) ?
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak – kanak awal (0,0–6.0) adalah :
1. Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
2. Belajar memakan makan padat.
3. Belajar berbicara.
4. Belajar buang air kecil dan buang air besar.
5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
7. Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
8. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
9. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.
11. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah (6,0-12.0)?
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa kanak – kanak akhir dan anak sekolah (0,0–6.0) adalah :
1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
6. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
7. Mengembangkan kata hati.
8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
9. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
12. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa remaja (12,0-21.0)?
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa remaja (21,0–21.0) adalah :
1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6. Memilih dan mempersiapkan karier.
7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
9. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
13. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada Masa Dewasa Awal (21 – dst) ?
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa dewasa awal (21,0–dst) adalah :
1. Memilih pasangan.
2. Belajar hidup dengan pasangan.
3. Memulai hidup dengan pasangan.
4. Memelihara anak.
5. Mengelola rumah tangga.
6. Memulai bekerja.
7. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
8. Menemukan suatu kelompok yang serasi.
9. Salah satu prinsip perkembangan bahwa setiap individu akan mengalami fase perkembangan tertentu, yang merentang sepanjang hidupnya. Pada setiap fase perkembangan ditandai dengan adanya sejumlah tugas-tugas perkembangan tertentu yang seyogyanya dapat dituntaskan.
10. Tugas–tugas perkembangan ini berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan yang seyogyanya dikuasai sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Havighurst (Abin Syamsuddin Makmun, 2009) memberikan pengertian tugas-tugas perkembangan bahwa: “A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later task”..
11. Tugas perkembangan individu bersumber pada faktor–faktor: (1) kematangan fisik; (2) tuntutan masyarakat secara kultural; (3) tuntutan dan dorongan dan cita-cita individu itu sendiri; dan (4) norma-norma agama.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini dikemukakan rincian tugas perkembangan dari setiap fase menurut Havighurst.
12. 1. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-Kanak Awal (0,0–6.0)
• Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
• Belajar memakan makan padat.
• Belajar berbicara.
• Belajar buang air kecil dan buang air besar.
• Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
• Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
• Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
• Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
• Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.
13. 2. Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir dan Anak Sekolah (6,0-12.0)
• Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
• Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
• Belajar bergaul dengan teman sebaya.
• Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
• Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
• Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
• Mengembangkan kata hati.
• Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
• Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
14. 3. Tugas Perkembangan Masa Remaja (12.0-21.0)
• Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
• Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
• Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
• Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
• Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
• Memilih dan mempersiapkan karier.
• Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
• Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
• Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
• Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
15. 4. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
• Memilih pasangan.
• Belajar hidup dengan pasangan.
• Memulai hidup dengan pasangan.
• Memelihara anak.
• Mengelola rumah tangga.
• Memulai bekerja.
• Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
• Menemukan suatu kelompok yang serasi.
16. Sementara itu, Depdiknas (2003) memberikan rincian tentang tugas perkembangan masa remaja untuk usia tingkat SLTP dan SMTA, yang dijadikan sebagai rujukan Standar Kompetensi Layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah, yaitu :
1. Tugas Perkembangan Tingkat SLTP
• Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.
• Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
• Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
• Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni.
• Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat.
• Mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi.
• Mengenal sistem etika dan nilai-nilai sebagai pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan minat manusia.
17. 2. Tugas Perkembangan Peserta didik SLTA
• Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
• Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita.
• Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat
• Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai dengan program kurikulum, persiapan karir dan melanjutkan pendidikan tinggi serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
• Mencapai kematangan dalam pilihan karir
• Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi.
• Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang berkehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
• Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni.
• Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
Materi terkait:
• Konsep Perkembangan Individu
• Perkembangan Kognitif
• Perkembangan Individu secara Didaktis
• Perkembangan Karier
• Perkembangan Kepribadian
• Perkembangan Perilaku Konatif
• Perkembangan Moralitas
• Perkembangan Keagamaan
• Karakteristik Perilaku dan Pribadi Pada Masa Remaja
• Problema Masa Remaja(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/)
18. Kata Kunci Untuk Artikel Ini:
19. tugas perkembangan,perkembangan individu,tugas-tugas perkembangan,makalah perkembangan individu,hubungan pendidikan dengan perkembangan kemampuan individu,tugas-tugas perkembangan individu,makalah perkembangan peserta didik,TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN,sikap individu dan perkembangannya,tugas perkembangan individu,tugas perkembangan kehidupan pribadi pendidikan dan karier dan kehidupan berkeluarga,tugas perkembangan bayi,perkembangan kehidupan pribadi sebagai individu,perkembangan individu dalam belajar,tugas perkembangan peserta didik,makalah hubungan pendidikan dengan perkembangan kemampuan individu,tugas-tugas perkembangan peserta didik,tugas perkembangan masa bayi,makalah tugas-tugas perkembangan,kematangan dan sikap peserta didik
Deni Rokhyadi' s Blog
• Home
• About Me
Facebook Badge
Deni Rokhyadi's Profile Create Your Badge
Konsep Dasar, Manifestasi, dan Beberapa Cara Pendekatan Terhadap Perkembangan Perilaku dan Pribadi
Posted by de Noy Kamis, 09 April 2009 at 15:48
Konsep Dasar, Manifestasi, dan Beberapa Cara Pendekatan Terhadap Perkembangan Perilaku dan Pribadi
"Dalam materi perkuliahan Perkembangan Peserta Didik"
a. Konsep Dasar
Perkembangan di sini di artikan sebagai perubahan perubahan yang dialami oleh indivisu Atau oerganisme menuju tingkat kedewasaannya (matury) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta latihan (training). Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya yang belum tampak) dari organisme atau individu.
Kematangan atau masa peka menunjukan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan (Witherington, 1952:88) sebagi titik tolak kesiapan (readiness) dari suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya (Hurlock. 1956).
Belajar atau pendidikan dan latihan, menunjukan kepada perubahn pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secars intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahn waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan.
Lefrancois (1975:180) berpendapat bahwa konsep perkembangan mempunyai makna yang luas, mencakup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis sepertiyang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan.
b. Manifestasi Perkembangan
Uraian dalam paragraf (a) di atas mengimplikasikan bahwa manifestasi perkembangan individu dapat ditunjukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan instrumen yang sesuai (appropriate).
Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya, karena dapat dilakukanpengamatan dan pengukuran secara langsung, sperti perkembangan tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi, dan sebagainya.
Lain halnya dengan segi-segi psikis yang relatif sulit untuk identifikasinya, karena kita hanya dapat mengamati dan sampai batas tertentu mengukur manifestasi perkembangan tersebut secara tidak langsung dalam bentuk atau wujud perilaku, yang sebenarnya pula bergantung dan dipengaruhi oleh tingkat-tingkat perkembangan aspek fisiknya. Beberapa di antara bentuk atau wujud perkembangan perilaku tersebut, antara lain:
(1) Perkembangan perceptual (pengamatan ruang, pengamatan wujud, dan situasi);
(2) Perkembangan penguasaan dan control motorik (koordinasi penginderaan dan gerak);
(3) Perkembangan penguasaan pola-pola keterampilan mental-fisik (cerdas, tangkas, dan cernat);
(4) Perkembangan pengetahuan bahasan dan berpikir.
c. Beberapa Cara Pendekatan
Ada dua cara pendekatan utama dalm memahami perkembangan perilaku dan pribadi individu yang manifestasinya seperti tersebut di atas itu, ialah pendekatan longitudinal dan cross sectional.
Pendekatan longitudinal dipergunakan untuk memahami perkembangan perilaku dan pribadi seseorang atau sejumlah kasus tertentu (mengenai satu atau sejumlah aspek perilaku atau pribadi tertentu) dengan mengikuti proses perkembangan dari satu titik waktu atau fase tertentu ke titik waktu atau fase yang berikutnya. Oleh karena itu, tekniknya berbentuk case study (studi kasus), case history, autobiografi, eksperimentasi, dan sebagainya.
Adapun pendekatan cross sectional biasanya digunakan untuk memahami suatu aspek atau sejumlah aspek perkembangan tertentu pada suatu atau beberapa kelompok populasi tingkatan usia subjek tertentu secara serenpak pada saat yang sama. Oleh karena itu, teknik yang sesuai dengan pendekatan ini, antara lain teknik survey. Sudah barang tentu sampai batas-batas tertentu dapat digunakan kombinasi atau elektrik dengan pendekatan longitudinal.
Proses dan Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Perilaku dan Pribadi
Berkenaan dengan proses perkembangan ini, ada tiga hal yang secara esensial perlu dipahami: sejak kapan dimulai dan berakhirnya, factor-faktor apa yang mempengaruhi seta bagaimana berlangsungnya proses tersebut.
Secara faktual, perkembangan bukan dimulai sejak kelahiran seseorang dari rahim ibunya, melainkan sejak terjadinya konsepsi, ialah saat berlangsungnya pembuahan atau perkawinan yang menghasilkan benih manusia (zygote) yang kemudian berkembag menjadi organisme atau janin (embryo) sebagai calon manisia yang di kenal sebagai fetus (bayi dalam kandungan). Pada umumnya, setiap fetus memerlukan waktu sekitar sembilan bulan atau 266 hari (Lefrancois, 1975:17) sampai matang (mature) atau lahir (natal).
Variasi individual memang terjadi, ada yang lebih awal (premature) dari waktu tersebut dan ada pula yang lebih lambat (late mature), bergantung kondisinya. Mulai sejak lahir bayi menjalani masa kanak-kanak, remaja, dewasa sampai hari tuannya yang pada umumnya memerlukan waktu (life span) sekitar 60-70 tahun, yang sudah barang tentu bervariasi pula sesuai dengan kondisi yang memungkinkannya.
Ada tiga faktor dominan yang mempengaruhi proses perkembangan individu, ialah factor pembawaan (heredity) yang bersifat alamiah (nature), faktor lingkungan (environment) yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan (nurture), dan faktor waktu (time) yaitu saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation).
Ketiga factor dominant itu dalam proses berlangsungnya perkembangan individu berperan secara interaktif, yang dapat dijelaskan secara fungsional atau regresional.
Dengan demikian formula-formula P = f(H, E, T) atau P = a + b1H + b2E + b3T + E kirannya dapat juga dipergunakan untuk menjelaskan seberapa besar bobot(weight) kontribusi dan bagaimana arahnya (positif atau negatif) dari setiap faktor dominan (H = heredity/nurture dan T = time/maturition) tersebut terhadap perkembangan perilaku dan pribadi (P) seseorang.
Ada tiga kemungkinan kecenderungan arah garis perkembangan hidup seseorang yang dapt digambarkan secara visual, sebagai berikut.
Pada individu-individu yang tergolong normal pada umumnya perkembangan laju pesat sampai usia limabelas tahun, di mana tercapainya titik optimal kedewasaan perkembangan fungsi-fungsi fisik dan psikis (intelektual).
Kemungkinan perkembangan selanjutnya:
(a) Kemungkinan pertama, bagi mereka yang tidak memperoleh kesempatan untuk belajar atau melatih fungsi-fungsinya (terutama segi intelektual), maka kemampuannya cenderung tidak berkembang lagi sampai usia sekitar empat puluh tahunan. Bahkan, setelah mencapai usia tersebut kemampuannya mulai menurun, malahan tidak kurang jumlahnya yang menuju pikun pada hari-hari tuanya (garis a)
(b) Kemungkinan kedua, bagi mereka yang bernasib baikuntuk memperoleh kesempatan belajar atau melatih fungsi-fungsi psikofisiknya lebih lanjut, maka perkembangan kemampuan fungsi-fungsi masih ada baiknya bersifat peningkatan atau perluasan sampai taraf empat puluhan pulam namun selanjutnya, setelah dijalani usia tersebut tidak berkesempatan lagi belajar, tetapi hanya bekerja, secara routline dan monoton, maka cenderung untuk berada pada titik jenuh tersebut dan tidak berkembang lagi (garis b). namun bagi mereka yang terus berusaha belajar dan mengumuli perkembangan informasi-informasi mutakhir, perkembangan itu dapat terjadi meskipun hanya bersifat perluasan atau pendalaman (garis c).
Beberapa Model Pentahapan (Stages) Perkembangan Perilaku dan Pribadi dengan Karakteristiknya
Perkembangan berlangsung secara bertahap, dalam arti:
(a) bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju meningkat dan atau mendalam dan/atau meluas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (prinsip progresif);
(b) bahwa perunahan yang terjadi antarbagian dan/atau fungsi organisme terdapat interdepedensi sebagai kesatuan integral yang harmonis (prineip sistematik);
(c) bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan dan berurutan dan tidak secara kebetulan dan meloncat-loncat (prinsip berkesinambungan).
Memperhatikan kompleksitas dari sifat perkembangan perilaku dan pribadi individu itu, maka untuk keperluan studi yang saksama, para ahli telah mencoba mengembangkan model pentahapan (stages) mengenai proses perkembangan tersebut sehingga memungkinkan pilihan focus observasi pada aspek atau fase tertentu baik secara longitudinal maupun cross sectional. Beberapa contoh model tersebut antara lain dikembangkan oleh:
(a) Aristoteles (384-233 SM)
Ia membagi masa perkembangan individu sampai menginjak sewasa dalam tiga septima berdasarkan perubahan cirri fisik tertentu.
Nama Tahapan
Waktu
Idikator
(1) masa kanak-kanak
(2) masa anak sekolah
(3) masa remaja
0;0 – 7;0
7;0 – 14,;0
14;0 – 21;0
Pergantian gigi
Gejala pubertas
(cirri-ciri primer dan sekunder)
(b) Hurlock (1952)
Ia membagi fase-fase perkembangan individu secara lengkap sebagai berikut.
Nama Tahapan
Waktu
Indikator
(1) prenatal
(2) infacy
(3) babyhood
(4) childhood
(5) adolescence
(6) adulthood
(7) middle age
(8) old age
Conception – 280 days
0 – 10 to 14 days
2 weeks – 2 years
2 years – adolvence
13 (girls) – 21 years
14 (boys) – 21 years
21 -25 years
25 -30 years
30 years - death
Perubahan-perubahan psikofisis
(c) Piaget (1961)
Dengan menobservasi aspek perkembangan intelektual, Piaget mengembangkan model pentahapan perkembangan individu sebagai berikut.
Stage
Age
(1) Sensorimotor
(2) Preoperational
(a) Preconceptual
(b) Intuitive
(3) Concrete operations
(4) Formal operations
0 – 2 years
2 – 7 years
2 – 4 years
4 – 7 years
7 – 11 years
11 – 15 years
(d) Erikson (1963)
Ia mengamati beberapa segi perkembangan kepribadian dan mengembankan model pentahapan perkembangan tanpa menunjukkan batas umur yang jelas atau tegas, namun menunjukkan komponen yang menonjol pada setiap fase perkembangan.
Developmential Stages
Basic Components
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
Infacy
Early childhood
Preschool age
Scholl age
Adolescence
Young adulthood
Adulthood
Senescence
Trust vs mistrust
Autonomy vs shame, doubt
Iniative vs guilt
Industry vs inferiority
Identity vs identity confusion
Intimacy vs isolation
Generativity vs stagnation
Ego integrity vs despair
(e) Witherington (1952)
Mengobservasi penonjolan aspek perkembangan psikofisik yang selaras dengan jenjang praktek pendidikan, ia membagi tahap yang lamanya masing-masing tiga tahun perkembangan individu sampai menjelang dewasa.
Stages
Indikator
(1) 0;0 – 3;0
(2) 3;0 – 6;0
(3) 6;0 – 9;0
(4) 9;0 – 12;0
(5) 12;0 – 15;0
(6) 15;0 – 18;0
Perkembangan fisik yang pesat
Perkembangan mental yang pesat
Perkembangan social yang pesat
Perkembangan sikap individualis (II)
Awal penyusuaian social
Awal pilihan kecendrungan pola hidup yang akan diikiuti sampai dewasa
Beberapa Hukum (Principles) Perkembangan Perilaku dan Pribadi serta Implikasinya bagi Kehidupan.
Hukum
Implikasi
a. Perkembangan dipengaruhi oleh factor-faktor pembawaan, lingkungan, dan kematangan.
a. Pengembangan (penyusunan, pemilihan, penggunaan) materi, strategi, metodologi, sumber, evaluasi belajar-mengajar hendaknya memperhatikan ketiga factor tersebut.
b. Proses perkembangan itu berlangsumg secara bertahap (profresif, sistematik, berkesinambungan).
b. Program (kurikulum) belajar-mengajar disusun secara bertahap dan berjenjang:
(1) Dari sederhana menuju kompleks
(2) Dari mudah menuju sukar.
(3) System belajar-mengajar diorganisasikan agar terlaksananya prinsip:
(a) Mastery learning (belajar tuntas)
(b) Continuous progress (maju berkelanjutan)
c. Bagian – bagian dari fungsi-fungsi organisme mempunyai garis perkembangan dan tingkat kematangan masing-masing. Meskipun demikian, sebagai kesatuan organis dalam prosesnya terdapat korelasi dan bahkan kompensatoris antara yang satu dengan yang lainnnya.
c. Sampai batas tertentu, program dan strategi belajar-mengajar seyogyanya dalam bentuk:
(1) Correlated curriculum, atau
(2) Broadfields, atau
(3) Subject maiter oriented,(sampai batas tertentu pula
d. Terdapat variasi dalam tempo dua irama perkembangan antar-individual dan kelompoktertentu (menurut latar belakang jenis, geografis, dan kultur).
d. Program dan strategi-mengajar, sampai batas tertentu seyogyanya diorganisasikan agar memungkingkan belajar secara individual disamping secarakelompok (misalnya, dengan system pengajaran modul).
e. Proses perkembangan itu pada taraf awalnya bersifat diferensial dan pada akhirnya lebih bersifat integrasi antarbagian dan fungsi organisme.
e. Program dan strategi belajar-mengajar seyogyanya diorganisasikan agar memungkinkan proses yang bersifat :
(1) Deduktif – Induktif
(2) Analisis – Sintesis
(3) Global –Spesifik - Global
f. Dalam batas-batas masa peka, perkembangan dapat dipercepat atau diperlambat oleh kondisi lingkungan.
f. Program dan strategi belajar-mengajar seyogyanya dikembangkan dan diorganisasikan perlakuan (intervensi) yang dapat merangsang, mempercepat, dan menghindari ekses memperlambat laju perkembangan anak didik.
g. Laju perkembangan anak berlangsung lebih pesat pada periode kanak-kanak dari periode-periode berikutnya.
g. Lingkungan hidup dan pendidikan anak-anak (TK) sangat penting untuk memperkaya pengalaman dan mempercepat laju perkembangannya.
Perkembangan adalah suatu proses tertentu yaitu proses yang terus menerus dan proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Mengenai apa yang dimaksud dengan istilah “perkembangan” ada beberapa psikolog yang lebih setuju untuk menggunakan istilah “pertumbuhan”.
Tetapi meskipun demikian, kebanyakan para ahli psikologi cenderung membedakan pengertian kedua istilah tersebut ; “pertumbuhan” dimaksudkan untuk menunjukkan kepada perubahan-perubahan bersifat kuantitatif yang menyangkut aspek fisik jasmaniah, sebagai contoh : perubahan struktur dan organ fisik, sehingga semakin besar anak,semakin tinggi badannya. Istilah perkembangan secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek mental psikologis manusia, misalnya ; perubahan-perubahan yang berkaitan dengan pengetahuan, keyakinan agama, dan moral.
Pertumbuhan fisik akan mempengaruhi perkembangan mental psikologis manusia dengan cara pertumbuhan fisik menghasilkan unsure kematangan fungsi fisik yang akan menjadi bahan mentah dan penentu batas kualitas perkembangan.
Dalam keseluruhan perkembangan manusia dari konsepsi sampai mati, proses pertumbuhan fisik tampak mendahului proses perkembangan mental psikologis.
Pertumbuhan fisik berlangsung sejak konsepsi dan selesai pada masa akil-baligh, sedangkan proses perkembangan mental psikologis dimulai setelah masa “resting age” lebih kurang 15 hari setelah lahir dan berakhir apabila ia telah memasuki liang lahat.
<!--[if !supportLists]-->1.1. <!--[endif]-->Perkembangan menurut Aliran Asosiasi
Para ahli yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat bahwa pada hakekatnya perkembangan itu adalah proses asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti aliran ini yang primer adalah bagian bagian, bagian bagian ada lebih dulu, sedangkan keseluruan ada kemudian. Bagian bagian itu terikat satu sama lain menjadi suatu keseluruhan oleh asosiasi.
Jadi misalnya bagaimana terbentuknya pengertian lonceng pada anak-anak, mungkin akan diterangkan demikian: mungkin anak anak itu mendengar suara lonceng lalu memperoleh kesan pendengaran bagaimana tentang lonceng; selanjutnya anak-anak itu melihat lonceng tersebut lalu mendapat kesan penglihatan (mengenai warna dan bentuk); selanjutnya mungkin anak itu mempunyai kesan rabaan jika sekiranya dia mempunyai kesempatan untuk meraba lonceng tersebut. jadi gambaran mengenai lonceng itu makin lama makin lengkap.
Salah seorang tokoh aliran asosiasi yang terkenal adalah john locke. Locke berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih semisal selembar kertas putih, yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman empiri. Dalam hal ini locke membedakan adanya dua macam pengalaman, yaitu:
<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indra.
<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri.
<!--[if !supportLists]-->1.2. <!--[endif]-->Perkembangan menurut Tipologi Gestal
Pengikut-pengikut aliran psikologi Gestalt mengemukakan konsep yang berlawanan dengan konsepsi yang dikemukakan oleh para ahli yang mengikuti aliran asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti gestalt, perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangakan bagian bagian adalah skunder; bagian-bagian hanya mmpunyai arti sebagai bagian dari pada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain; keseluruhan ada terlebih dahulu disusul oleh bagian-bagiannya. Kalau kita ketemu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau vulpennya yang bagus, atau dahinya yang terluka, melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan. Baru kemudian kita susul dengan menyaksikan adanya hal-hal khusus tertentu. Misalnya: bajunya baru dan sebagainya.
Juga pengenalan anak terhadap dunia luar merupakan proses diferensiasi. Mula-mula anak merasa satu dengan dunia sekitarnya, baru kemudian ada diferensiasi: dia merasa (mengetahui) dirinya sebagai suatu yang berbeda dari dunia sekitarnya. Lebih jauh dia dapat membedakan bahwa dunia sekitanya itu terdiri dari manusia dan bukan manusia.
<!--[if !supportLists]-->1.3. <!--[endif]-->Perkembangan menurut Aliran Sosiologis
Para ahli yang mengikuti aliran sosiologisme menganggap bahwa perkembangan adalah proses sosialisasi. Anak manusia mula mula bersifat a-sosial (pra-sosial) yang kemudian dalam perkembangannya sedikit demi sedikit disosialisasikan.
Perkembangan merupakan suatu proses sosialisasi dalam bentuk irnitasi yang berlangsung dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia adalah keturunan, lingkungan, dan manusia itu sendiri.
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Fase-fase perkembangan menurut beberapa ahli psikologi
<!--[if !supportLists]-->2.1. <!--[endif]-->Santrok dan Yussen
<!--[if !supportLists]-->2.1.1. <!--[endif]-->Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu lebih kurang sembilan bulan.
<!--[if !supportLists]-->2.1.2. <!--[endif]-->Fase bayi adalah saat perkembangan yang brrlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa ynng sangat. Bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
<!--[if !supportLists]-->2.1.3. <!--[endif]-->Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajnr melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keteranipilan yang berkaitan dengan kesiapan unttik bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memas.uki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.
<!--[if !supportLists]-->2.1.4. <!--[endif]-->Fase kannk-knnak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai
memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
<!--[if !supportLists]-->2.1.5. <!--[endif]-->Masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dr.ri masa Nanak-kanak ke masa dewasa? aval, yang dimulai kira-kira timur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-penibahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan
<!--[if !supportLists]-->2.2. <!--[endif]-->Charlote Buhler
<!--[if !supportLists]-->2.2.1. <!--[endif]-->Fase 0-1 tahun : Masa-masa menghayati obyek-obyek di luar diri sendiri, dan saat melatih fungsi-fungsi terutama melatih fungsi motorik: yaitu fungsi-fungsi yang berkaitan dengan gerakan-gerakan dari badan dan anggota badan.
<!--[if !supportLists]-->2.2.2. <!--[endif]-->B. Fase 2-4 tahun : Masa pengenalan dunia obyektif di luar diri sendiri disertai penghayatan subyektif.
<!--[if !supportLists]-->2.2.3. <!--[endif]-->Fase 5-8 tahun : masuk pada sosialisasi anak. Pada saat ini anak mulai memasuki masyarakat luas (misalnya taman kanak-kanak, pergaulan dengan kawan-kawan sepermaian dan sekolah rendah).
<!--[if !supportLists]-->2.2.4. <!--[endif]-->Fase 9-11 tahun : masa sekolah rendah. Pada periode ini anak mencapai obyektifitas tertinggi.
<!--[if !supportLists]-->2.2.5. <!--[endif]-->Fase 14-19 tahun : masa tercapainya sintesa antar sikap ke dalam batin sendiri dengan sikap ke luar kepada dunia obyektif.
<!--[if !supportLists]-->2.3. <!--[endif]-->Perkembangan individu dalam Islam menurut Netty Hartati dkk (2004)
<!--[if !supportLists]-->2.3.1. <!--[endif]-->Fase Pra-Natal
Fase perkembangan manusia pada masa prenanatal ini sebagaimana dijelaskan baik dari sumber hadits dan al-Qur’an merupakan proses yang saling berkaitan, pada periode pra-natal ini dimana sifat bawaan dan jenis kelamin individu. Dalam masa ini merupakan langkah awal perkembangan dan pertumbuhan serta pembentukan kepribadian, maka sebagian ulama menyarankan dalam masa seorang ibu yang hamil hendak sering membaca Al-Qur’an dan banyak melakukan perbuatan yang baik dan terpuji sehingga perbuatan yang baik tersebut akan menjadi kepribadian anak dalam kandungan tersebut.
<!--[if !supportLists]-->2.3.2. <!--[endif]-->Fase Lahir
Fase lahir merupakan permulaan atau periode awal keberadaan sebagai individu dan pada masa ini dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang dua minggu dan periode ini janin mulai menyesuaikan dirinya dengan kehidupan di luar hamil.
<!--[if !supportLists]-->2.3.3. <!--[endif]-->Fase Dua Tahun Pertama
Rasulullah SAW bersabda tentang pendidikan anak tersebut sebagaimana sabdanya yang berbunyi:
“Mulailah mendidik anak-anak kalian dengan kalimat yang pertama : Laa ilaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah), bimbinglah mereka ketika mereka berada dalam sekarat dengan laa ilaha illallah ! (H.R al-Baihaqi).
<!--[if !supportLists]-->2.3.4. <!--[endif]-->Fase kanak-kanak
Hukum tempo perkembangan menyatakan bahwa tiap-tiap anak memiliki tempo perkembangan yang berbeda. Anak juga memiliki masa peka, yaitu suatu masa di mana suatu organ atau unsur psikologis anak mengalami perkembangan yang sebaik-baiknya. Bagi seorang pendidik, mengetahui perkembangan anak diperlukan dalam membimbing anak sesuai dengan perkembangannya.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
<!--[if !supportLists]-->3.1. <!--[endif]-->Nativisme
Para ahli yang beraliran Nativisme berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata tergantung kepada faktor dasar/pembawawaan. Tokoh utama dari aliran ini adalah Schopenhauere.
<!--[if !supportLists]-->3.2. <!--[endif]-->Empirisme
Sedangkan para ahli dari golongan empirisme yang di prakarsai oleh John Locke, berpendapat bahwa perkembangan individu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan.
<!--[if !supportLists]-->3.3. <!--[endif]-->Konvergensi
Aliran yang nampak menengahi kedua pendapat tersebut adalah aliran konvergensi yang diketuai oleh William Sterm, aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut.
Baik faktor dasar/pembawaan secara konvergent akan menentukan perkembangan seorang individu, tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan. Tetapi tidak ada salahnya bila beberapa faktor tersebut kita tinjau :
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Intelligensi
Berdasasrkan penelitian terman LM (Genetic Studies of Genius) dan Mead TD (The age of walking in relation to general intelligence) telah dibuktikan adanya pengaruh intelligensi terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam perkembangan berjalan dan berbicara.
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Seks
Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas. Yang nyata terlihat adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaninya. Pada waktu lahir anak laki-laki terlihat lebih besar dari ank perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula dalam mencapi kedewasaannya dari pada anak laki-laki.
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Kelenjar-kelenjar
Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu) menunjukan adanya peranan penting dari kelenjr ini dalam pertumbuhan jasmani dan rohani dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah dilahirkan. Sebagai contoh, Kelenjar yang mengeluarkan kalsium yang letaknya di tenggorokan, jika kelenjar ini kurang mengeluarkan kalsium maka akan mempengaruhi tumbuhnya tulang-tulang dan otot-otot.
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Kebangsaan (ras)
Anak-anak dari ras Mediteranian (lautan tengah) tumbuh lebih cepat dari anak-anak Eropah sebelah utara. Anak-anak Negro dan Indian rupanya pertumbuhan mereka tidak begitu cepat dibandingkan dengan anak-anak kulit putih dan kuning.
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Posisi dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan. Anak bungsu biasanya perkembangannya lebih lambat6 karen dimanja. Dalam hal anak tunggal perkembangan mentalitasnya cepat, karena pergaulan dengan orng-orang dewasa lebih besar.
<!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Makanan
Perkembangan fisik dan mental anak-anak kita secara langsung atau tidak juga dipengaruhi oleh faktor makanan yang sehat dan cukup bergizi.
<!--[if !supportLists]-->7. <!--[endif]-->Kultur (Budaya)
Faktor budaya ini sangat besar pengaruhnya sehingga dapat mempengaruhi sifat kepribadian dan kedewasaan seseorang. Yang termasuk budaya disini selain budaya masyarakat juga termasuk didalamnya budaya pendidikan, agama, dan sebagainya.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan diatas Elizabeth B. Hurlock mengemukakan beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya perkembangan (Cause of Development), yaitu:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Kematangan (Maturation)
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Perkembangan fisik dan mental adalah sebagian akibat daaripada kodrat yang telah menjadi bawan dan juga daripada latihan dan pengalaman si anak. Pertumbuhan secar kodrat kadang-kadang timbulya secara sekonyong-konyong. Pada kanak-kanak sering kita lihat, tiba-tiba anak itu bisa berdiri, berjalan, berbicara dan sebagainya ynag kadang-kadang sesudah seseorang menilai bahwa anak itu sangat terbelakang dalam perkembangannya.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Belajar dan Latihan (Lerning)
Kombiansi kematangan dan belajar (Interaction of Maturation and Learning) Kedua sebab kematangan dan belajar itu tidak berlangsung sendiri-sendiri, tetapi bersama-sama. Biasanya melalui pelatihan yang tepat dan terarah dapat menghasilkan perkembangan yang maksimum, tetapi kdang-kadang meskipun bantuan kuat dan usahanya effektif tidak berhasil sesuai yang diharapkan, jika batas perkembangan lekas tercapai atau daya berkembangnya sangat terbatas.
Kematangan suatu sifat sangat penting bagi seorang pendidik untuk mengetahuinya, karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi sebaik-baiknya terhadap semua usaha bimbingan yang sesuai bagi mereka. Telah banyak percobaan-percobaan diadakan untuk mengetahui sampai dimana seorang anak dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar pengalaman. Hasilnya antara lain:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Pada tahun-tahun pertama kematangan ini penting karena memungkinkan pengajaran / pelatihan
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Dalam hal perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan di antara anak kembar dan anak yang berbeda ras nya (Negro dan Amerika misalnya)
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Belangsungnya secara bersama-sama antara pertumbuhan kodrat (kematangan) dengan pengajaran/pelatihan adalah sangat menguntungkan bagi perkembangan anak.
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Sifat-sifat anak
<!--[if !supportLists]-->4.1. <!--[endif]-->Periodisasi berdasarkan Biologis
Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan pada keadaan atau proses biologis tertentu.
Aristoteles menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa dalam tiga periode yang lamanya masing-masing 7 tahun sebagai berikut:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Fase anak kecil, dari 0,0-7,0, masa bermain.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Fase anak sekolah: dari 7,0-14,0; masa belajar atau masa sekolah rendah.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Fase remaja; dari umur 14,0-21,0; masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.
<!--[if !supportLists]-->4.2. <!--[endif]-->Periodisasi berdasarkan Diktatis
Salah seorang tokoh yang terkenal dalam pembagian periode ini ialah Comenius, yang sangat terkenal konsepsinya mengenai macam-macam sekolah yang disesuiakan dengan perkembangan anak; yaitu:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Masa sekolah ibu, untuk anak-anak umur 0,0-6,0.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Masa sekolah bahasa ibu, untuk anak-anak umur 6,0-12,0.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Masa sekolah bahasa latin, untuk anak-anak umur 12,0-18,0
<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Masa sekolah tinggi, untuk anak-anak umur 18,0-24,0.
Periodisasi perkembangan yang telah dikemukakan di atas merupakan pembagian lama yang membatasi periodisasi perkembangan hanya sejak lahir sampai masa dewasa (dari umur 0,0-21,0 atau 25,0).
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, phD dalam “Developmental Psychology To day” (1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental Psychology” (1980) tampak sudah lengka mencangkup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai berikut:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Masa sebelum lahir (pranatal) selama 9 bulan atau 280 hari.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Masa bayi baru lahir (new born) 0,0 sampai 2 minggu.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Masa bayi (babyhood) dari 2 minggu sampai 2,0.
<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Masa kanak-kanak awal (early childhood) dari 2,0 sampai 6,0.
<!--[if !supportLists]-->e. <!--[endif]-->Masa kanak-kanak akhir (later childhood) dari 6,0-12,0
<!--[if !supportLists]-->f. <!--[endif]-->Masa puber (puberty) dari 11,0 atau 12,0 sampai 15,0 atau 16,0.
<!--[if !supportLists]-->g. <!--[endif]-->Masa remaja (adolescence) dari 15,0 atau 16,0 sampai 21,0.
<!--[if !supportLists]-->h. <!--[endif]-->Masa dewasa awal (early adulthood) dari 21,0 sampai 40,0.
<!--[if !supportLists]-->i. <!--[endif]-->Masa dewasa madya (middle adulthood) dari 40,0 sampai 60,0.
<!--[if !supportLists]-->j. <!--[endif]-->Masa usia lanjut (later adulthood) dari 60,0 sampai …
<!--[if !supportLists]-->4.3. <!--[endif]-->Periodisasi berdasarkan Psikologis
Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini pada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch. Oleh Kroch masa kegoncangan ini disebutnya “Trotz Periode” dan selama perkembangannya anak mengalami dua kali Trotz Periode, yaitu:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->dalam tahun ketiga, atau kadang-kadang juga pada permulaan tahun keempat;
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->pada permulaan masa pubertas; bagi anak laki-laki pada tahun ketiga belas.
Kedua Trotz Periode inilah yang membatasi antara fase yang satu dengan fase yang lainnya. dengan demikian Oswald Kroch membagi masa perkembangan anak menjadi tiga fase:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Dari lahir sampai masa Trotz pertama, yang biasanya disebut masa anak-anak awal.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Dari masa Trotz pertama sampai masa Trotz kedua, yang biasanya disebut masa keserasian bersekolah.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Dari masa Trotz kedua sampai akhir remaja, yang biasanya disebut masa kematangan. Umur berakhirnya masa remaja itu tidak dapat dipastikan tetapi sebagai ancar-ancarnya pada umur 21 tahun.
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Kesimpulan dan Penutup
<!--[if !supportLists]-->5.1. <!--[endif]-->Psikologi perkembangan ialah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk Psikologi Khusus, yaitu Psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
<!--[if !supportLists]-->5.2. <!--[endif]-->Kegunaan mempelajari Psikologi Perkembangan, antara lain :
<!--[if !supportLists]-->5.2.1. <!--[endif]-->Mengetahui fakta-fakta dan perinsip-perinsip mengenal tingkah laku manusia.
<!--[if !supportLists]-->5.2.2. <!--[endif]-->Untuk memahami kepribadian sendiri.
<!--[if !supportLists]-->5.2.3. <!--[endif]-->Untuk menilai tingkah laku yang normal.
<!--[if !supportLists]-->5.3. <!--[endif]-->“Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis (perubahan yang bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis), progresif (perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif/fisik mapun kualitatif/psikis), dan berkesinambungan (perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan) dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya”. (Yusuf, 2003:15). Setiap individu akan mengalami proses perkembangan yang berlangsung melalui tahapan-tahapan perkembangan secara berantai.
<!--[if !supportLists]-->5.4. <!--[endif]-->Penutup
Demikianlah makalah yang penulis buat, tentunya disana-sini masih banyak kekurangan dan perlu disempurnakan agar problematika perkembangan individu jauh lebih dapat dipelajari dan menjadi acuan pembelajaran khususnya penulis dan para pembaca.
Konsep Dasar Perkembangan Individu
Posted on 24 Januari 2008 by AKHMAD SUDRAJAT
oleh : Akhmad Sudrajat
1. Apa perkembangan individu itu?
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
2. Apa yang dimaksud dengan sistematis ?
Sistematis adalah bahwa perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh : kemampuan berbicara seseorang akan sejalan dengan kematangan dalam perkembangan intelektual atau kognitifnya. Kemampuan berjalan seseorang akan seiring dengan kesiapan otot-otot kaki. Begitu juga ketertarikan seorang remaja terhadap jenis kelamin lain akan seiring dengan kematangan organ-organ seksualnya.
3. Apa yang dimaksud dengan progresif ?
Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif (fisik) mapun kualitatif (psikis). Contoh : perubahan proporsi dan ukuran fisik (dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar); perubahan pengetahuan dan keterampilan dari sederhana sampai kepada yang kompleks (mulai dari mengenal huruf sampai dengan kemampuan membaca buku).
4. Apa yang dimaksud dengan berkesinambungan ?
Berkesinambungan artinya bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan. Contoh : untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan merangkak.
5. Apa ciri-ciri perkembangan individu?
Perkembangan individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. Terjadinya perubahan dalam aspek :
Fisik; seperti : berat dan tinggi badan.
Psikis; seperti : berbicara dan berfikir.
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi.
Fisik; seperti : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya.
Psikis; seperti : perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis.
3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
Fisik; seperti: rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar pineal.
Psikis; seperti : lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif.
4. Diperolehnya tanda-tanda baru.
Fisik; seperti : pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis dan jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua.
Psikis; seperti berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama.
6. Apa prinsip-prinsip perkembangan inidividu?
Prinip- prinsip perkembangan individu, yaitu :
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.
2. Semua aspek perkembangan saling berhubungan.
3. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
4. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
5. Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.
6. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.
7. Bagaimana pola atau arah perkembangan inidividu?
Arah atau pola perkembangan sebagai berikut :
1. Cephalocaudal & proximal-distal (perkembangan manusia itu mulai dari kepala ke kaki dan dari tengah (jantung, paru dan sebagainya) ke samping (tangan).
2. Struktur mendahului fungsi.
3. Diferensiasi ke integrasi.
4. Dari konkret ke abstrak.
5. Dari egosentris ke perspektivisme.
6. Dari outer control ke inner control.
8. Bagaimana tahapan-tahapan perkembangan individu?
Dalam berbagai literatur kita dapati berbagai pendekatan dalam menentukan tahapan perkembangan individu, diantaranya adalah pendekatan didaktis. Dalam hal ini, Syamsu Yusuf (2003) mengemukakan tahapan perkembangan individu dengan menggunakan pendekatan didaktis, sebagai berikut :
Masa Usia Pra Sekolah
Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua yaitu (1) Masa Vital dan (2) Masa Estetik
1. Masa Vital; pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu , Freud menyebutnya sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun kedua umunya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya.
2. Masa Estetik; dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Pada masa ini panca indera masih sangat peka.
Masa Usia Sekolah Dasar
Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu : (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2. Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
5. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
6. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
Masa Usia Sekolah Menengah
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja, yang terbagai ke dalam 3 bagian yaitu :
1. masa remaja awal; biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif, dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial,
2. masa remaja madya; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.
3. masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.
Masa Usia Kemahasiswaan (18,00-25,00 tahun)
Masa ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup.
9. Apa tugas perkembangan individu itu?
Havighurst (1961) mengemukakan bahwa : “ A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later task.
10. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak-kanak awal (0,0–6.0) ?
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak – kanak awal (0,0–6.0) adalah :
1. Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
2. Belajar memakan makan padat.
3. Belajar berbicara.
4. Belajar buang air kecil dan buang air besar.
5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
7. Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
8. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
9. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.
11. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah (6,0-12.0)?
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa kanak – kanak akhir dan anak sekolah (0,0–6.0) adalah :
1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
6. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
7. Mengembangkan kata hati.
8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
9. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
12. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa remaja (12,0-21.0)?
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa remaja (21,0–21.0) adalah :
1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6. Memilih dan mempersiapkan karier.
7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
9. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
13. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada Masa Dewasa Awal (21 – dst) ?
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa dewasa awal (21,0–dst) adalah :
1. Memilih pasangan.
2. Belajar hidup dengan pasangan.
3. Memulai hidup dengan pasangan.
4. Memelihara anak.
5. Mengelola rumah tangga.
6. Memulai bekerja.
7. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
8. Menemukan suatu kelompok yang serasi.
9. Salah satu prinsip perkembangan bahwa setiap individu akan mengalami fase perkembangan tertentu, yang merentang sepanjang hidupnya. Pada setiap fase perkembangan ditandai dengan adanya sejumlah tugas-tugas perkembangan tertentu yang seyogyanya dapat dituntaskan.
10. Tugas–tugas perkembangan ini berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan yang seyogyanya dikuasai sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Havighurst (Abin Syamsuddin Makmun, 2009) memberikan pengertian tugas-tugas perkembangan bahwa: “A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later task”..
11. Tugas perkembangan individu bersumber pada faktor–faktor: (1) kematangan fisik; (2) tuntutan masyarakat secara kultural; (3) tuntutan dan dorongan dan cita-cita individu itu sendiri; dan (4) norma-norma agama.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini dikemukakan rincian tugas perkembangan dari setiap fase menurut Havighurst.
12. 1. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-Kanak Awal (0,0–6.0)
• Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
• Belajar memakan makan padat.
• Belajar berbicara.
• Belajar buang air kecil dan buang air besar.
• Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
• Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
• Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
• Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
• Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.
13. 2. Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir dan Anak Sekolah (6,0-12.0)
• Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
• Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
• Belajar bergaul dengan teman sebaya.
• Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
• Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
• Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
• Mengembangkan kata hati.
• Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
• Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
14. 3. Tugas Perkembangan Masa Remaja (12.0-21.0)
• Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
• Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
• Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
• Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
• Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
• Memilih dan mempersiapkan karier.
• Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
• Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
• Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
• Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
15. 4. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
• Memilih pasangan.
• Belajar hidup dengan pasangan.
• Memulai hidup dengan pasangan.
• Memelihara anak.
• Mengelola rumah tangga.
• Memulai bekerja.
• Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
• Menemukan suatu kelompok yang serasi.
16. Sementara itu, Depdiknas (2003) memberikan rincian tentang tugas perkembangan masa remaja untuk usia tingkat SLTP dan SMTA, yang dijadikan sebagai rujukan Standar Kompetensi Layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah, yaitu :
1. Tugas Perkembangan Tingkat SLTP
• Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.
• Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
• Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
• Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni.
• Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat.
• Mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi.
• Mengenal sistem etika dan nilai-nilai sebagai pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan minat manusia.
17. 2. Tugas Perkembangan Peserta didik SLTA
• Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
• Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita.
• Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat
• Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai dengan program kurikulum, persiapan karir dan melanjutkan pendidikan tinggi serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
• Mencapai kematangan dalam pilihan karir
• Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi.
• Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang berkehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
• Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni.
• Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
Materi terkait:
• Konsep Perkembangan Individu
• Perkembangan Kognitif
• Perkembangan Individu secara Didaktis
• Perkembangan Karier
• Perkembangan Kepribadian
• Perkembangan Perilaku Konatif
• Perkembangan Moralitas
• Perkembangan Keagamaan
• Karakteristik Perilaku dan Pribadi Pada Masa Remaja
• Problema Masa Remaja(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/)
18. Kata Kunci Untuk Artikel Ini:
19. tugas perkembangan,perkembangan individu,tugas-tugas perkembangan,makalah perkembangan individu,hubungan pendidikan dengan perkembangan kemampuan individu,tugas-tugas perkembangan individu,makalah perkembangan peserta didik,TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN,sikap individu dan perkembangannya,tugas perkembangan individu,tugas perkembangan kehidupan pribadi pendidikan dan karier dan kehidupan berkeluarga,tugas perkembangan bayi,perkembangan kehidupan pribadi sebagai individu,perkembangan individu dalam belajar,tugas perkembangan peserta didik,makalah hubungan pendidikan dengan perkembangan kemampuan individu,tugas-tugas perkembangan peserta didik,tugas perkembangan masa bayi,makalah tugas-tugas perkembangan,kematangan dan sikap peserta didik
Deni Rokhyadi' s Blog
• Home
• About Me
Facebook Badge
Deni Rokhyadi's Profile Create Your Badge
Konsep Dasar, Manifestasi, dan Beberapa Cara Pendekatan Terhadap Perkembangan Perilaku dan Pribadi
Posted by de Noy Kamis, 09 April 2009 at 15:48
Konsep Dasar, Manifestasi, dan Beberapa Cara Pendekatan Terhadap Perkembangan Perilaku dan Pribadi
"Dalam materi perkuliahan Perkembangan Peserta Didik"
a. Konsep Dasar
Perkembangan di sini di artikan sebagai perubahan perubahan yang dialami oleh indivisu Atau oerganisme menuju tingkat kedewasaannya (matury) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta latihan (training). Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya yang belum tampak) dari organisme atau individu.
Kematangan atau masa peka menunjukan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan (Witherington, 1952:88) sebagi titik tolak kesiapan (readiness) dari suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya (Hurlock. 1956).
Belajar atau pendidikan dan latihan, menunjukan kepada perubahn pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secars intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahn waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan.
Lefrancois (1975:180) berpendapat bahwa konsep perkembangan mempunyai makna yang luas, mencakup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis sepertiyang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan.
b. Manifestasi Perkembangan
Uraian dalam paragraf (a) di atas mengimplikasikan bahwa manifestasi perkembangan individu dapat ditunjukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan instrumen yang sesuai (appropriate).
Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya, karena dapat dilakukanpengamatan dan pengukuran secara langsung, sperti perkembangan tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi, dan sebagainya.
Lain halnya dengan segi-segi psikis yang relatif sulit untuk identifikasinya, karena kita hanya dapat mengamati dan sampai batas tertentu mengukur manifestasi perkembangan tersebut secara tidak langsung dalam bentuk atau wujud perilaku, yang sebenarnya pula bergantung dan dipengaruhi oleh tingkat-tingkat perkembangan aspek fisiknya. Beberapa di antara bentuk atau wujud perkembangan perilaku tersebut, antara lain:
(1) Perkembangan perceptual (pengamatan ruang, pengamatan wujud, dan situasi);
(2) Perkembangan penguasaan dan control motorik (koordinasi penginderaan dan gerak);
(3) Perkembangan penguasaan pola-pola keterampilan mental-fisik (cerdas, tangkas, dan cernat);
(4) Perkembangan pengetahuan bahasan dan berpikir.
c. Beberapa Cara Pendekatan
Ada dua cara pendekatan utama dalm memahami perkembangan perilaku dan pribadi individu yang manifestasinya seperti tersebut di atas itu, ialah pendekatan longitudinal dan cross sectional.
Pendekatan longitudinal dipergunakan untuk memahami perkembangan perilaku dan pribadi seseorang atau sejumlah kasus tertentu (mengenai satu atau sejumlah aspek perilaku atau pribadi tertentu) dengan mengikuti proses perkembangan dari satu titik waktu atau fase tertentu ke titik waktu atau fase yang berikutnya. Oleh karena itu, tekniknya berbentuk case study (studi kasus), case history, autobiografi, eksperimentasi, dan sebagainya.
Adapun pendekatan cross sectional biasanya digunakan untuk memahami suatu aspek atau sejumlah aspek perkembangan tertentu pada suatu atau beberapa kelompok populasi tingkatan usia subjek tertentu secara serenpak pada saat yang sama. Oleh karena itu, teknik yang sesuai dengan pendekatan ini, antara lain teknik survey. Sudah barang tentu sampai batas-batas tertentu dapat digunakan kombinasi atau elektrik dengan pendekatan longitudinal.
Proses dan Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Perilaku dan Pribadi
Berkenaan dengan proses perkembangan ini, ada tiga hal yang secara esensial perlu dipahami: sejak kapan dimulai dan berakhirnya, factor-faktor apa yang mempengaruhi seta bagaimana berlangsungnya proses tersebut.
Secara faktual, perkembangan bukan dimulai sejak kelahiran seseorang dari rahim ibunya, melainkan sejak terjadinya konsepsi, ialah saat berlangsungnya pembuahan atau perkawinan yang menghasilkan benih manusia (zygote) yang kemudian berkembag menjadi organisme atau janin (embryo) sebagai calon manisia yang di kenal sebagai fetus (bayi dalam kandungan). Pada umumnya, setiap fetus memerlukan waktu sekitar sembilan bulan atau 266 hari (Lefrancois, 1975:17) sampai matang (mature) atau lahir (natal).
Variasi individual memang terjadi, ada yang lebih awal (premature) dari waktu tersebut dan ada pula yang lebih lambat (late mature), bergantung kondisinya. Mulai sejak lahir bayi menjalani masa kanak-kanak, remaja, dewasa sampai hari tuannya yang pada umumnya memerlukan waktu (life span) sekitar 60-70 tahun, yang sudah barang tentu bervariasi pula sesuai dengan kondisi yang memungkinkannya.
Ada tiga faktor dominan yang mempengaruhi proses perkembangan individu, ialah factor pembawaan (heredity) yang bersifat alamiah (nature), faktor lingkungan (environment) yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan (nurture), dan faktor waktu (time) yaitu saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation).
Ketiga factor dominant itu dalam proses berlangsungnya perkembangan individu berperan secara interaktif, yang dapat dijelaskan secara fungsional atau regresional.
Dengan demikian formula-formula P = f(H, E, T) atau P = a + b1H + b2E + b3T + E kirannya dapat juga dipergunakan untuk menjelaskan seberapa besar bobot(weight) kontribusi dan bagaimana arahnya (positif atau negatif) dari setiap faktor dominan (H = heredity/nurture dan T = time/maturition) tersebut terhadap perkembangan perilaku dan pribadi (P) seseorang.
Ada tiga kemungkinan kecenderungan arah garis perkembangan hidup seseorang yang dapt digambarkan secara visual, sebagai berikut.
Pada individu-individu yang tergolong normal pada umumnya perkembangan laju pesat sampai usia limabelas tahun, di mana tercapainya titik optimal kedewasaan perkembangan fungsi-fungsi fisik dan psikis (intelektual).
Kemungkinan perkembangan selanjutnya:
(a) Kemungkinan pertama, bagi mereka yang tidak memperoleh kesempatan untuk belajar atau melatih fungsi-fungsinya (terutama segi intelektual), maka kemampuannya cenderung tidak berkembang lagi sampai usia sekitar empat puluh tahunan. Bahkan, setelah mencapai usia tersebut kemampuannya mulai menurun, malahan tidak kurang jumlahnya yang menuju pikun pada hari-hari tuanya (garis a)
(b) Kemungkinan kedua, bagi mereka yang bernasib baikuntuk memperoleh kesempatan belajar atau melatih fungsi-fungsi psikofisiknya lebih lanjut, maka perkembangan kemampuan fungsi-fungsi masih ada baiknya bersifat peningkatan atau perluasan sampai taraf empat puluhan pulam namun selanjutnya, setelah dijalani usia tersebut tidak berkesempatan lagi belajar, tetapi hanya bekerja, secara routline dan monoton, maka cenderung untuk berada pada titik jenuh tersebut dan tidak berkembang lagi (garis b). namun bagi mereka yang terus berusaha belajar dan mengumuli perkembangan informasi-informasi mutakhir, perkembangan itu dapat terjadi meskipun hanya bersifat perluasan atau pendalaman (garis c).
Beberapa Model Pentahapan (Stages) Perkembangan Perilaku dan Pribadi dengan Karakteristiknya
Perkembangan berlangsung secara bertahap, dalam arti:
(a) bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju meningkat dan atau mendalam dan/atau meluas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (prinsip progresif);
(b) bahwa perunahan yang terjadi antarbagian dan/atau fungsi organisme terdapat interdepedensi sebagai kesatuan integral yang harmonis (prineip sistematik);
(c) bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan dan berurutan dan tidak secara kebetulan dan meloncat-loncat (prinsip berkesinambungan).
Memperhatikan kompleksitas dari sifat perkembangan perilaku dan pribadi individu itu, maka untuk keperluan studi yang saksama, para ahli telah mencoba mengembangkan model pentahapan (stages) mengenai proses perkembangan tersebut sehingga memungkinkan pilihan focus observasi pada aspek atau fase tertentu baik secara longitudinal maupun cross sectional. Beberapa contoh model tersebut antara lain dikembangkan oleh:
(a) Aristoteles (384-233 SM)
Ia membagi masa perkembangan individu sampai menginjak sewasa dalam tiga septima berdasarkan perubahan cirri fisik tertentu.
Nama Tahapan
Waktu
Idikator
(1) masa kanak-kanak
(2) masa anak sekolah
(3) masa remaja
0;0 – 7;0
7;0 – 14,;0
14;0 – 21;0
Pergantian gigi
Gejala pubertas
(cirri-ciri primer dan sekunder)
(b) Hurlock (1952)
Ia membagi fase-fase perkembangan individu secara lengkap sebagai berikut.
Nama Tahapan
Waktu
Indikator
(1) prenatal
(2) infacy
(3) babyhood
(4) childhood
(5) adolescence
(6) adulthood
(7) middle age
(8) old age
Conception – 280 days
0 – 10 to 14 days
2 weeks – 2 years
2 years – adolvence
13 (girls) – 21 years
14 (boys) – 21 years
21 -25 years
25 -30 years
30 years - death
Perubahan-perubahan psikofisis
(c) Piaget (1961)
Dengan menobservasi aspek perkembangan intelektual, Piaget mengembangkan model pentahapan perkembangan individu sebagai berikut.
Stage
Age
(1) Sensorimotor
(2) Preoperational
(a) Preconceptual
(b) Intuitive
(3) Concrete operations
(4) Formal operations
0 – 2 years
2 – 7 years
2 – 4 years
4 – 7 years
7 – 11 years
11 – 15 years
(d) Erikson (1963)
Ia mengamati beberapa segi perkembangan kepribadian dan mengembankan model pentahapan perkembangan tanpa menunjukkan batas umur yang jelas atau tegas, namun menunjukkan komponen yang menonjol pada setiap fase perkembangan.
Developmential Stages
Basic Components
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
Infacy
Early childhood
Preschool age
Scholl age
Adolescence
Young adulthood
Adulthood
Senescence
Trust vs mistrust
Autonomy vs shame, doubt
Iniative vs guilt
Industry vs inferiority
Identity vs identity confusion
Intimacy vs isolation
Generativity vs stagnation
Ego integrity vs despair
(e) Witherington (1952)
Mengobservasi penonjolan aspek perkembangan psikofisik yang selaras dengan jenjang praktek pendidikan, ia membagi tahap yang lamanya masing-masing tiga tahun perkembangan individu sampai menjelang dewasa.
Stages
Indikator
(1) 0;0 – 3;0
(2) 3;0 – 6;0
(3) 6;0 – 9;0
(4) 9;0 – 12;0
(5) 12;0 – 15;0
(6) 15;0 – 18;0
Perkembangan fisik yang pesat
Perkembangan mental yang pesat
Perkembangan social yang pesat
Perkembangan sikap individualis (II)
Awal penyusuaian social
Awal pilihan kecendrungan pola hidup yang akan diikiuti sampai dewasa
Beberapa Hukum (Principles) Perkembangan Perilaku dan Pribadi serta Implikasinya bagi Kehidupan.
Hukum
Implikasi
a. Perkembangan dipengaruhi oleh factor-faktor pembawaan, lingkungan, dan kematangan.
a. Pengembangan (penyusunan, pemilihan, penggunaan) materi, strategi, metodologi, sumber, evaluasi belajar-mengajar hendaknya memperhatikan ketiga factor tersebut.
b. Proses perkembangan itu berlangsumg secara bertahap (profresif, sistematik, berkesinambungan).
b. Program (kurikulum) belajar-mengajar disusun secara bertahap dan berjenjang:
(1) Dari sederhana menuju kompleks
(2) Dari mudah menuju sukar.
(3) System belajar-mengajar diorganisasikan agar terlaksananya prinsip:
(a) Mastery learning (belajar tuntas)
(b) Continuous progress (maju berkelanjutan)
c. Bagian – bagian dari fungsi-fungsi organisme mempunyai garis perkembangan dan tingkat kematangan masing-masing. Meskipun demikian, sebagai kesatuan organis dalam prosesnya terdapat korelasi dan bahkan kompensatoris antara yang satu dengan yang lainnnya.
c. Sampai batas tertentu, program dan strategi belajar-mengajar seyogyanya dalam bentuk:
(1) Correlated curriculum, atau
(2) Broadfields, atau
(3) Subject maiter oriented,(sampai batas tertentu pula
d. Terdapat variasi dalam tempo dua irama perkembangan antar-individual dan kelompoktertentu (menurut latar belakang jenis, geografis, dan kultur).
d. Program dan strategi-mengajar, sampai batas tertentu seyogyanya diorganisasikan agar memungkingkan belajar secara individual disamping secarakelompok (misalnya, dengan system pengajaran modul).
e. Proses perkembangan itu pada taraf awalnya bersifat diferensial dan pada akhirnya lebih bersifat integrasi antarbagian dan fungsi organisme.
e. Program dan strategi belajar-mengajar seyogyanya diorganisasikan agar memungkinkan proses yang bersifat :
(1) Deduktif – Induktif
(2) Analisis – Sintesis
(3) Global –Spesifik - Global
f. Dalam batas-batas masa peka, perkembangan dapat dipercepat atau diperlambat oleh kondisi lingkungan.
f. Program dan strategi belajar-mengajar seyogyanya dikembangkan dan diorganisasikan perlakuan (intervensi) yang dapat merangsang, mempercepat, dan menghindari ekses memperlambat laju perkembangan anak didik.
g. Laju perkembangan anak berlangsung lebih pesat pada periode kanak-kanak dari periode-periode berikutnya.
g. Lingkungan hidup dan pendidikan anak-anak (TK) sangat penting untuk memperkaya pengalaman dan mempercepat laju perkembangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar