Minggu, 19 Juni 2011

Makalah Perkembangan Remaja Awal

KATA PENGANTAR



Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penyusun panjatkan hanya kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Perkembangan Remaja Awal “. Makalah ini merupakan syarat dalam menempuh mata kuliah Kimia Dasar.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun menemui banyak hambatan dan rintangan tetapi dengan bantuan berbagai pihak, kami dapat melewati masalah tersebut.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya penyusun mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih penyusun sampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.




Bandung, 15 Juni 2011


Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Metode 2
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Pengertian Remaja 4
B. Rentangan Usia dan Ciri-ciri Remaja 5
C. Tugas Perkembangan 8
D. Perubahan Selama Masa Remaja 8
E. Minat Remaja 10
F. Bahaya-bahaya Yang Umum di Masa Remaja 10
BAB III EMPIRIS 11
A. Fisik Motorik 11
B. Berfikir dan Bahasa 11
C. Sosial 11
D. Moral dan Agama 12
E. Emosi 12
F. Seksual 12
BAB IV PENUTUP 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan adalah suatu proses yang dilalui oleh setiap individu dalam seumur hidup. Perkembangan remaja terbagi menjadi tiga yaitu: Perkembangan remaja awal, madya dan akhir. Perkembangan yang terjadi pada anak SMP Kelas VII merupakan perkembangan remaja awal, sekitar umur 11/12 sampai 13/14 tahun.
Lalu permasalahan apa yang sering terjadi pada masa Remaja Awal, terutama pada Anak SMP Kelas VII?
Karakteristik dari objek ini, memiliki sifat hemat, rajin namun objek sendiri kadang tidak suka bila dinasehati akan kesalahannya. Sifat hemat yang objek miliki membantunya dalam hal perekonomian dirinya sendiri. Objek mengakumulasi semua uang jajan yang diberi orang tuannya dan disimpan untuk keperluan yang objek butuhkan. Rajin, hal ini diperkuat dengan nilai hasil ujian yang ia peroleh dengan rata-rata melebihi KKM. Objek juga dibantu oleh guru privat yang sering membantunya untuk lebih memahami materi pelajaran yang ada di sekolah. Namun untuk kesalahan, objek sering tidak menerima dengan lapang dada apabila orang tua atau saudarara tertua kakanya menasehati tentang kesalahannya. Hal ini jelas karena masih labilnya emosi anak di tingkat remaja. Apalagi objek masih mengalami masa transisi dari anak-anak menuju remaja. Masih banyak yang objek belum pahami tentang perkembangan yang terjadi pada dirinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari remaja?
2. Apa ciri-ciri masa perkembangan yang dialami objek?
3. Apa tugas masa perkembangan objek?
4. Perubahan apa saja yang terjadi pada objek di masanya?
5. Apa minat objek?
6. Bahaya apa yang tengah mengitari kehidupan masa remaja?

C. Tujuan
Tujuan diadakannya observasi ini antara lain:
1. Mengetahui pengertian dari remaja.
2. Mengetahui ciri-ciriperkembangan yang dialami oleh objek.
3. Mengetahui tugas perkembangan objek.
4. Mengetahui perubahan apa saja yang di alami oleh objek ketika masa remaja.
5. Mengetahui minat objek.
6. Mengetahui bahaya-bahaya apa saja yang tengah mengitari kehidupan remaja.

D. Metode
Untuk mengetahui dan menyusun makalah ini, maka penyusun menggunakan beberapa metode, diantaranya:
1. Observasi
Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.


2. Wawancara
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
3. Studi Pustaka
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data atau keterangan dari buku literatur di perpustakaan. Kelebihannya adalah memperoleh banyak sumber tanpa perlu biaya, tenaga dan waktu. Akan tetapi dibutuhkan kepandaian peneliti untuk mencari buku yang relevan agar dapat dipakai sebagai sumber perolehan data dalam penelitian tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN

Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia tersebut, salah satu yang paling penting dan paling menjadi pusat perhatian adalah masa remaja. Para orang tua, pendidik dan para tenaga profesional lainnya mencoba untuk menerangkan dan melakukan pendekatan yang efektif untuk menangani para remaja ini. Lalu ada apakah di masa remaja ini? Seberapa besarkah pentingnya untuk menangani masa remaja dan seberapa besar pengaruhnya untuk kehidupan dimasa depan individu tersebut? Masa remaja yang dimaksudkan merupakan periode transisi antara masa anakanak dan masa dewasa. Batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, sehingga banyak ahli yang berbeda dalam penentuan rentang usianya. Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa masa remaja berawal dari usia 12 sampai dengan akhir usia belasan ketika pertumbuhan fisik hampir lengkap. Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum.

A. Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut klasifikasi World Health Organization (WHO)..“Remaja”. Kata itu menurut remaja sendiri adalah kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri yang sukar dijamah oleh orang tua. Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang cukup luas: mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. ( Piaget ). Dengan mengatakan poin- poin sebagai berikut secara psikologis masa remaja :
1. Usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
2. Usia dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak.
3. Integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif.
4. Kurang lebih berhubungan dengan masa puber.
5. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.


B. Rentangan Usia Dan Ciri-Ciri Remaja
Sebelum seseorang disebut remaja yaitu “ambang pintu masa remaja” yang sering dikenal dengan sebutan “pubertas” dengan aneka keunikannya. Ciri-cirinya penuh dengan “badai dan topan” , perasaan yang penuh gejolak dan peka terhadap rangsang-rangsang negatif.
G. Stanley Hall,mengatakan bahwa masa ini disebut sebagai masa yang penuh dengan “strom and stress”. Kemudian ciri-ciri remaja akhir adalah suatu masa indah dalam kehidupannya. Young men and Young women ini menghiasi hdup mereka dengan kisah cinta yang tidak jarang menghanyutkan.
Pertumbuhan jasmani remaja awal sedmikian cepat’ terjadi ketidakseimbangan berbagai anggota badan, sehingga seringkali mereka nampak mengalami ketidakseimbangan badan dan ketidakseimbangan gerak. Selanjutnya pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks dan perkmebangan perilaku seksual diketahui telah mengalami “sejarah” yang cukup panjang.
Ciri-ciri masa remaja:
1. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri.
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.
2. Masa remaja sebagai periode yang paling penting.
Masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periode-periode perkembangan lainnya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
a. Masa remaja adalah periode yang penting Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan minta yang baru.
b. Masa remaja adalah masa peralihan. Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanakkanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengenai peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya.
3. Masa remaja sebagai masa peralihan.
Beberapa transisi yang dihadapi pada masa remaja diantaranya:
a. Transisi dalam emosi Ciri utama remaja adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti sangat peka, mudah tersinggung perasaannya. Remaja dikatakan berhasil melalui masa transisi emosi apabila ia berhasil mengendalikan diri dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan sosialnya tanpa mengabaikan keperluan dirinya.
b. Transisi dalam sosialisasi Pada masa remaja hal yang penting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya , baik sejenis maupun lawan jenis.
c. Transisi dalam agama Sering terjadi remaja yang kurang rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan berfikirnya yang mulai kritis.
d. Transisi dalam hubungan keluarga Dalam satu keluarga yang terdapat anak remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan ini disebabkan remaja yang banyak menentang orang tua dan biasanya cepat menjadi marah. Sedangkan orang tua biasanya kurang memahami ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja.
e. Transisi dalam moralitas Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.
4. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.
Adanya stereotipe yang menganggap remaja sebagai masa yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya dan merusak. Hal ini menimbulkan ketakutan pada remaja jika bersama orang dewasa. Karena hal ini sudah melekat pada sebagian besar orang dewasa pada umumnya.
5. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.
Remaja mempunyai pandangan bahwa dunia sebagai sesuai keinginannya dan tidak sebagai mana kenyataanya, oleh karena hal tersebut remaja meninggi emosinya apabila gagal dan disakiti hatinya. Remaja lambat laun akan mengerti secara rasional dan realistik sesuai bertambahnya pengalamannya.
6. Masa remaja adalah periode perubahan.
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu:
a. Peningkatan emosionalitas,
b. Perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual, perubahan tubuh,
c. Minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru,
d. Karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan
e. kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.
7. Masa remaja sebagai usia bermasalah.
Jika dulu yang remaja pikirkan adalah masa depan, dan kebahagiaan orang tua mereka, maka zaman sekarang gaya adalah yang terpenting!.Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile berasal dari bahasa Latin juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin “delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau peneror, durjana dan lain sebagainya. Juvenile delinquency atau kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anakanak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Istilah kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal.(Kartono, 2003).Mussen dkk (1994), mendefinisikan kenakalan remaja sebagai perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum. Hurlock (1973) juga menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut dapat membuat seseorang individu yang melakukannya masuk penjara. Sama halnya dengan Conger (1976) & Dusek (1977) mendefinisikan kenakalan remaja sebagai suatu kenakalan yang dilakukan oleh seseorang individu yang berumur di bawah 16 dan 18 tahun yang melakukan perilaku yang dapat dikenai sangsi atau hukuman.Sarwono (2002) mengungkapkan kenakalan remaja sebagai tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana, sedangkan Fuhrmann (1990) menyebutkan bahwa kenakalan remaja suatu tindakan anak muda yang dapat merusak dan menggangu, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Santrock (1999) juga menambahkan kenakalan remaja sebagai kumpulan dari berbagai perilaku, dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial sampai tindakan kriminal.Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun.

C. Tugas Perkembangan
Menurut Havighurst, remaja mempunyai tugas perkembangan sebagai berikut:
1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita.
2. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
5. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya.
6. Mempersiapkan karier ekonomi.
7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.

D. Perubahan Selama Masa Remaja
Ciri utama pada masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
1. Perubahan Fisik
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan proses kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi. Disamping itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja.
2. Perubahan Intelek
Menurut perkembangan kognitif yang dibuat oleh Jean Piaget, seorang remaja telah beralih dari masa konkrit-operasional ke masa formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional, seseorang mampu berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang bersifat konkrit, sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berpikir se-cara sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis. Pada masa remaja, seseorang juga sudah dapat berpikir secara kritis.
3. Perubahan Emosi
Pada umumnya remaja bersifat emosional. Emosinya berubah menjadi labil. Menurut aliran tradisionil yang dipelopori oleh G. Stanley Hall, perubahan ini terutama disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hor-monal. Namun penelitian-penelitian ilmiah selanjutnya menolak pendapat ini. Sebagai contoh, Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa pengaruh lingkungan sosial terhadap per-ubahan emosi pada masa remaja lebih besar artinya bila dibandingkan dengan pengaruh hormonal.
4. Perubahan Sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-anak. Karena pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat cepat sehingga menyerupai orang dewasa, maka seorang remaja juga sering diharapkan bersikap dan bertingkahlaku seperti orang dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk meng-gabungkan diri dalam 'kelompok teman sebaya'. Kelompok so-sial yang baru ini merupakan tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan mereka juga sangat kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga.
Menurut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja bersifat positif dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka menjadi "overacting' dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat merusak.
5. Perubahan Moral
Pada masa remaja terjadi perubahan kontrol tingkahlaku moral: dari luar menjadi dari dalam. Pada masa ini terjadi juga perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum pada remaja. Karena itu pada masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk mempunyai nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkahlaku moralnya. Walaupun demikian, pada masa remaja, seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah laku moral. Hal ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalu menyimpang dari moraliatas yang berlaku, tidak terlalu merugikan masyarakat, serta tidak berkelanjutan setelah masa remaja berakhir.
6. Perubahan Kepribadian Masa Remaja
Kepribadian pada masa remaja cenderung untuk memeperbaikinya, remaja berpandangan bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk berhubungan sosial dan bisa lebih diterima. Kondisi – kondisi yang mempengaruhi konsep diri : usia kematangan pada remaja, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas dan cita-cita.

E. Minat Remaja
Beberapa minat pada remaja, diantaranya:
1. Minat rekreasi : permainan dan olah raga.
2. Minat sosial : pesta, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, percakapan, menolong orang lain, peristiwa dunia dan kritik dan pembaruan.
3. Minat pribadi : minat pada penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada prestasi, minat pada kemandirian dan minat pada uang.
4. Minat pendidikan.
5. Minat pada pekerjaan.
6. Minat pada agama.
7. Minat pada simbol dan status.

F. Bahaya- Bahaya Yang Umum Pada Masa Remaja
1. Tidak bertanggung jawab, dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan lebih memilih bersenang – senang dam mendapat dukungan sosial.
2. Sikap yang terlalu PD dan agresif.
3. Perasaan tidak aman, sehingga remaja cenderung patuh terhadap kelompoknya.
4. Merasa ingin pulang jika berada pada lingkungan yang tidak dikenal.
5. Perasaan menyerah.
6. Terlalu banyak berkhayal.
7. Mundur ketingkatan perilaku sebelumnya untuk menarik perhatian.
8. Mengguanakan ego defense : rasionalisasi, proyeksi, berkhayal dan memindahkan.

Sabtu, 11 Juni 2011

Kado Terindah 12 Juni 2011


Sayang, terima kasih atas kado spesial yang kau berikan padaku. Entah apa yang harus aku ucapkan, begitu banyak yang spesial yang telah kau berikan padaku. Kasihku semoga saja usia hubungan kita pun bertambah seperti bertambahnya usiaku dan usiamu. Cintaku, kecup sayang untukmu.





Rabu, 01 Juni 2011

1 Juni 2011, surat cinta sang kekasih





sayang, hari ini satu hari sebelum kita menginjank 1 tahun hubungan kita, tapi aku rasa banyak halang rintang dihadapan kita. aku kini telah berubah, tak bisa aku seperti dulu, aku terlalu banyak menyakitimu, sehingga harus selalu kau yang mengalah. egoku menguasai semuannya, hingga aku membuatmu tersungkur akan sikapku. kini, aku tak lagi bisa mengartikanmu, memberimu kenyamanan atas hubungan ini. aku hanya bisa pasrah akan apa yang terjadi selanjutnya. dalam hatiku, tak pernah aku menginginkan bara api di antara kita. kini kau mulai menghindar. seperti biasa, mungkin kini kau mulai tak suka akan sikapku yang terlalu ego kepadamu. terimakasih kau telah banyak membantuku. salam cinta untukmu.