Minggu, 19 Juni 2011

Makalah Perkembangan Remaja Awal

KATA PENGANTAR



Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penyusun panjatkan hanya kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Perkembangan Remaja Awal “. Makalah ini merupakan syarat dalam menempuh mata kuliah Kimia Dasar.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun menemui banyak hambatan dan rintangan tetapi dengan bantuan berbagai pihak, kami dapat melewati masalah tersebut.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya penyusun mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih penyusun sampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.




Bandung, 15 Juni 2011


Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Metode 2
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Pengertian Remaja 4
B. Rentangan Usia dan Ciri-ciri Remaja 5
C. Tugas Perkembangan 8
D. Perubahan Selama Masa Remaja 8
E. Minat Remaja 10
F. Bahaya-bahaya Yang Umum di Masa Remaja 10
BAB III EMPIRIS 11
A. Fisik Motorik 11
B. Berfikir dan Bahasa 11
C. Sosial 11
D. Moral dan Agama 12
E. Emosi 12
F. Seksual 12
BAB IV PENUTUP 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan adalah suatu proses yang dilalui oleh setiap individu dalam seumur hidup. Perkembangan remaja terbagi menjadi tiga yaitu: Perkembangan remaja awal, madya dan akhir. Perkembangan yang terjadi pada anak SMP Kelas VII merupakan perkembangan remaja awal, sekitar umur 11/12 sampai 13/14 tahun.
Lalu permasalahan apa yang sering terjadi pada masa Remaja Awal, terutama pada Anak SMP Kelas VII?
Karakteristik dari objek ini, memiliki sifat hemat, rajin namun objek sendiri kadang tidak suka bila dinasehati akan kesalahannya. Sifat hemat yang objek miliki membantunya dalam hal perekonomian dirinya sendiri. Objek mengakumulasi semua uang jajan yang diberi orang tuannya dan disimpan untuk keperluan yang objek butuhkan. Rajin, hal ini diperkuat dengan nilai hasil ujian yang ia peroleh dengan rata-rata melebihi KKM. Objek juga dibantu oleh guru privat yang sering membantunya untuk lebih memahami materi pelajaran yang ada di sekolah. Namun untuk kesalahan, objek sering tidak menerima dengan lapang dada apabila orang tua atau saudarara tertua kakanya menasehati tentang kesalahannya. Hal ini jelas karena masih labilnya emosi anak di tingkat remaja. Apalagi objek masih mengalami masa transisi dari anak-anak menuju remaja. Masih banyak yang objek belum pahami tentang perkembangan yang terjadi pada dirinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari remaja?
2. Apa ciri-ciri masa perkembangan yang dialami objek?
3. Apa tugas masa perkembangan objek?
4. Perubahan apa saja yang terjadi pada objek di masanya?
5. Apa minat objek?
6. Bahaya apa yang tengah mengitari kehidupan masa remaja?

C. Tujuan
Tujuan diadakannya observasi ini antara lain:
1. Mengetahui pengertian dari remaja.
2. Mengetahui ciri-ciriperkembangan yang dialami oleh objek.
3. Mengetahui tugas perkembangan objek.
4. Mengetahui perubahan apa saja yang di alami oleh objek ketika masa remaja.
5. Mengetahui minat objek.
6. Mengetahui bahaya-bahaya apa saja yang tengah mengitari kehidupan remaja.

D. Metode
Untuk mengetahui dan menyusun makalah ini, maka penyusun menggunakan beberapa metode, diantaranya:
1. Observasi
Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.


2. Wawancara
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
3. Studi Pustaka
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data atau keterangan dari buku literatur di perpustakaan. Kelebihannya adalah memperoleh banyak sumber tanpa perlu biaya, tenaga dan waktu. Akan tetapi dibutuhkan kepandaian peneliti untuk mencari buku yang relevan agar dapat dipakai sebagai sumber perolehan data dalam penelitian tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN

Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia tersebut, salah satu yang paling penting dan paling menjadi pusat perhatian adalah masa remaja. Para orang tua, pendidik dan para tenaga profesional lainnya mencoba untuk menerangkan dan melakukan pendekatan yang efektif untuk menangani para remaja ini. Lalu ada apakah di masa remaja ini? Seberapa besarkah pentingnya untuk menangani masa remaja dan seberapa besar pengaruhnya untuk kehidupan dimasa depan individu tersebut? Masa remaja yang dimaksudkan merupakan periode transisi antara masa anakanak dan masa dewasa. Batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, sehingga banyak ahli yang berbeda dalam penentuan rentang usianya. Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa masa remaja berawal dari usia 12 sampai dengan akhir usia belasan ketika pertumbuhan fisik hampir lengkap. Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum.

A. Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut klasifikasi World Health Organization (WHO)..“Remaja”. Kata itu menurut remaja sendiri adalah kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri yang sukar dijamah oleh orang tua. Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang cukup luas: mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. ( Piaget ). Dengan mengatakan poin- poin sebagai berikut secara psikologis masa remaja :
1. Usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
2. Usia dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak.
3. Integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif.
4. Kurang lebih berhubungan dengan masa puber.
5. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.


B. Rentangan Usia Dan Ciri-Ciri Remaja
Sebelum seseorang disebut remaja yaitu “ambang pintu masa remaja” yang sering dikenal dengan sebutan “pubertas” dengan aneka keunikannya. Ciri-cirinya penuh dengan “badai dan topan” , perasaan yang penuh gejolak dan peka terhadap rangsang-rangsang negatif.
G. Stanley Hall,mengatakan bahwa masa ini disebut sebagai masa yang penuh dengan “strom and stress”. Kemudian ciri-ciri remaja akhir adalah suatu masa indah dalam kehidupannya. Young men and Young women ini menghiasi hdup mereka dengan kisah cinta yang tidak jarang menghanyutkan.
Pertumbuhan jasmani remaja awal sedmikian cepat’ terjadi ketidakseimbangan berbagai anggota badan, sehingga seringkali mereka nampak mengalami ketidakseimbangan badan dan ketidakseimbangan gerak. Selanjutnya pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks dan perkmebangan perilaku seksual diketahui telah mengalami “sejarah” yang cukup panjang.
Ciri-ciri masa remaja:
1. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri.
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.
2. Masa remaja sebagai periode yang paling penting.
Masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periode-periode perkembangan lainnya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
a. Masa remaja adalah periode yang penting Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan minta yang baru.
b. Masa remaja adalah masa peralihan. Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanakkanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengenai peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya.
3. Masa remaja sebagai masa peralihan.
Beberapa transisi yang dihadapi pada masa remaja diantaranya:
a. Transisi dalam emosi Ciri utama remaja adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti sangat peka, mudah tersinggung perasaannya. Remaja dikatakan berhasil melalui masa transisi emosi apabila ia berhasil mengendalikan diri dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan sosialnya tanpa mengabaikan keperluan dirinya.
b. Transisi dalam sosialisasi Pada masa remaja hal yang penting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya , baik sejenis maupun lawan jenis.
c. Transisi dalam agama Sering terjadi remaja yang kurang rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan berfikirnya yang mulai kritis.
d. Transisi dalam hubungan keluarga Dalam satu keluarga yang terdapat anak remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan ini disebabkan remaja yang banyak menentang orang tua dan biasanya cepat menjadi marah. Sedangkan orang tua biasanya kurang memahami ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja.
e. Transisi dalam moralitas Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.
4. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.
Adanya stereotipe yang menganggap remaja sebagai masa yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya dan merusak. Hal ini menimbulkan ketakutan pada remaja jika bersama orang dewasa. Karena hal ini sudah melekat pada sebagian besar orang dewasa pada umumnya.
5. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.
Remaja mempunyai pandangan bahwa dunia sebagai sesuai keinginannya dan tidak sebagai mana kenyataanya, oleh karena hal tersebut remaja meninggi emosinya apabila gagal dan disakiti hatinya. Remaja lambat laun akan mengerti secara rasional dan realistik sesuai bertambahnya pengalamannya.
6. Masa remaja adalah periode perubahan.
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu:
a. Peningkatan emosionalitas,
b. Perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual, perubahan tubuh,
c. Minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru,
d. Karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan
e. kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.
7. Masa remaja sebagai usia bermasalah.
Jika dulu yang remaja pikirkan adalah masa depan, dan kebahagiaan orang tua mereka, maka zaman sekarang gaya adalah yang terpenting!.Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile berasal dari bahasa Latin juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin “delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau peneror, durjana dan lain sebagainya. Juvenile delinquency atau kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anakanak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Istilah kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal.(Kartono, 2003).Mussen dkk (1994), mendefinisikan kenakalan remaja sebagai perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum. Hurlock (1973) juga menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut dapat membuat seseorang individu yang melakukannya masuk penjara. Sama halnya dengan Conger (1976) & Dusek (1977) mendefinisikan kenakalan remaja sebagai suatu kenakalan yang dilakukan oleh seseorang individu yang berumur di bawah 16 dan 18 tahun yang melakukan perilaku yang dapat dikenai sangsi atau hukuman.Sarwono (2002) mengungkapkan kenakalan remaja sebagai tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana, sedangkan Fuhrmann (1990) menyebutkan bahwa kenakalan remaja suatu tindakan anak muda yang dapat merusak dan menggangu, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Santrock (1999) juga menambahkan kenakalan remaja sebagai kumpulan dari berbagai perilaku, dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial sampai tindakan kriminal.Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun.

C. Tugas Perkembangan
Menurut Havighurst, remaja mempunyai tugas perkembangan sebagai berikut:
1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita.
2. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
5. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya.
6. Mempersiapkan karier ekonomi.
7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.

D. Perubahan Selama Masa Remaja
Ciri utama pada masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
1. Perubahan Fisik
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan proses kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi. Disamping itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja.
2. Perubahan Intelek
Menurut perkembangan kognitif yang dibuat oleh Jean Piaget, seorang remaja telah beralih dari masa konkrit-operasional ke masa formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional, seseorang mampu berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang bersifat konkrit, sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berpikir se-cara sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis. Pada masa remaja, seseorang juga sudah dapat berpikir secara kritis.
3. Perubahan Emosi
Pada umumnya remaja bersifat emosional. Emosinya berubah menjadi labil. Menurut aliran tradisionil yang dipelopori oleh G. Stanley Hall, perubahan ini terutama disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hor-monal. Namun penelitian-penelitian ilmiah selanjutnya menolak pendapat ini. Sebagai contoh, Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa pengaruh lingkungan sosial terhadap per-ubahan emosi pada masa remaja lebih besar artinya bila dibandingkan dengan pengaruh hormonal.
4. Perubahan Sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-anak. Karena pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat cepat sehingga menyerupai orang dewasa, maka seorang remaja juga sering diharapkan bersikap dan bertingkahlaku seperti orang dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk meng-gabungkan diri dalam 'kelompok teman sebaya'. Kelompok so-sial yang baru ini merupakan tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan mereka juga sangat kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga.
Menurut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja bersifat positif dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka menjadi "overacting' dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat merusak.
5. Perubahan Moral
Pada masa remaja terjadi perubahan kontrol tingkahlaku moral: dari luar menjadi dari dalam. Pada masa ini terjadi juga perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum pada remaja. Karena itu pada masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk mempunyai nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkahlaku moralnya. Walaupun demikian, pada masa remaja, seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah laku moral. Hal ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalu menyimpang dari moraliatas yang berlaku, tidak terlalu merugikan masyarakat, serta tidak berkelanjutan setelah masa remaja berakhir.
6. Perubahan Kepribadian Masa Remaja
Kepribadian pada masa remaja cenderung untuk memeperbaikinya, remaja berpandangan bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk berhubungan sosial dan bisa lebih diterima. Kondisi – kondisi yang mempengaruhi konsep diri : usia kematangan pada remaja, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas dan cita-cita.

E. Minat Remaja
Beberapa minat pada remaja, diantaranya:
1. Minat rekreasi : permainan dan olah raga.
2. Minat sosial : pesta, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, percakapan, menolong orang lain, peristiwa dunia dan kritik dan pembaruan.
3. Minat pribadi : minat pada penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada prestasi, minat pada kemandirian dan minat pada uang.
4. Minat pendidikan.
5. Minat pada pekerjaan.
6. Minat pada agama.
7. Minat pada simbol dan status.

F. Bahaya- Bahaya Yang Umum Pada Masa Remaja
1. Tidak bertanggung jawab, dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan lebih memilih bersenang – senang dam mendapat dukungan sosial.
2. Sikap yang terlalu PD dan agresif.
3. Perasaan tidak aman, sehingga remaja cenderung patuh terhadap kelompoknya.
4. Merasa ingin pulang jika berada pada lingkungan yang tidak dikenal.
5. Perasaan menyerah.
6. Terlalu banyak berkhayal.
7. Mundur ketingkatan perilaku sebelumnya untuk menarik perhatian.
8. Mengguanakan ego defense : rasionalisasi, proyeksi, berkhayal dan memindahkan.

Sabtu, 11 Juni 2011

Kado Terindah 12 Juni 2011


Sayang, terima kasih atas kado spesial yang kau berikan padaku. Entah apa yang harus aku ucapkan, begitu banyak yang spesial yang telah kau berikan padaku. Kasihku semoga saja usia hubungan kita pun bertambah seperti bertambahnya usiaku dan usiamu. Cintaku, kecup sayang untukmu.





Rabu, 01 Juni 2011

1 Juni 2011, surat cinta sang kekasih





sayang, hari ini satu hari sebelum kita menginjank 1 tahun hubungan kita, tapi aku rasa banyak halang rintang dihadapan kita. aku kini telah berubah, tak bisa aku seperti dulu, aku terlalu banyak menyakitimu, sehingga harus selalu kau yang mengalah. egoku menguasai semuannya, hingga aku membuatmu tersungkur akan sikapku. kini, aku tak lagi bisa mengartikanmu, memberimu kenyamanan atas hubungan ini. aku hanya bisa pasrah akan apa yang terjadi selanjutnya. dalam hatiku, tak pernah aku menginginkan bara api di antara kita. kini kau mulai menghindar. seperti biasa, mungkin kini kau mulai tak suka akan sikapku yang terlalu ego kepadamu. terimakasih kau telah banyak membantuku. salam cinta untukmu.

Senin, 16 Mei 2011

Sayang 2

Sayang...
ini bulan Mei...
sudah 11 bulan kita bersama...
apa kau betah bersamaku?

Sayang...
hari itu kita memulai manis hubungan ini...
dan aku rasa kini aku mulai berubah terhadapmu..
apakah kau masih betah bersamaku?

Sayang...
cukuplah engkau telah memberi cinta yang dalam...
namun aku selalu membuat bara api atas cintamu...
apakah kau masih betah bersamaku?

Sayang...
bisakah aku mempertahankan cinta...
yang kian hari penuh emosiku...
apakah kau masih betah bersamaku?

Sayang...
Masih ada memori yang hilang...
dan aku ingin mendapatkannya...
dan kau harus betah bersamaku...

Sabtu, 14 Mei 2011

Perkembangan Individu

Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah suatu proses tertentu yaitu proses yang terus menerus dan proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Mengenai apa yang dimaksud dengan istilah “perkembangan” ada beberapa psikolog yang lebih setuju untuk menggunakan istilah “pertumbuhan”.
Tetapi meskipun demikian, kebanyakan para ahli psikologi cenderung membedakan pengertian kedua istilah tersebut ; “pertumbuhan” dimaksudkan untuk menunjukkan kepada perubahan-perubahan bersifat kuantitatif yang menyangkut aspek fisik jasmaniah, sebagai contoh : perubahan struktur dan organ fisik, sehingga semakin besar anak,semakin tinggi badannya. Istilah perkembangan secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek mental psikologis manusia, misalnya ; perubahan-perubahan yang berkaitan dengan pengetahuan, keyakinan agama, dan moral.
Pertumbuhan fisik akan mempengaruhi perkembangan mental psikologis manusia dengan cara pertumbuhan fisik menghasilkan unsure kematangan fungsi fisik yang akan menjadi bahan mentah dan penentu batas kualitas perkembangan.
Dalam keseluruhan perkembangan manusia dari konsepsi sampai mati, proses pertumbuhan fisik tampak mendahului proses perkembangan mental psikologis.
Pertumbuhan fisik berlangsung sejak konsepsi dan selesai pada masa akil-baligh, sedangkan proses perkembangan mental psikologis dimulai setelah masa “resting age” lebih kurang 15 hari setelah lahir dan berakhir apabila ia telah memasuki liang lahat.
<!--[if !supportLists]-->1.1. <!--[endif]-->Perkembangan menurut Aliran Asosiasi
Para ahli yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat bahwa pada hakekatnya perkembangan itu adalah proses asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti aliran ini yang primer adalah bagian bagian, bagian bagian ada lebih dulu, sedangkan keseluruan ada kemudian. Bagian bagian itu terikat satu sama lain menjadi suatu keseluruhan oleh asosiasi.
Jadi misalnya bagaimana terbentuknya pengertian lonceng pada anak-anak, mungkin akan diterangkan demikian: mungkin anak anak itu mendengar suara lonceng lalu memperoleh kesan pendengaran bagaimana tentang lonceng; selanjutnya anak-anak itu melihat lonceng tersebut lalu mendapat kesan penglihatan (mengenai warna dan bentuk); selanjutnya mungkin anak itu mempunyai kesan rabaan jika sekiranya dia mempunyai kesempatan untuk meraba lonceng tersebut. jadi gambaran mengenai lonceng itu makin lama makin lengkap.
Salah seorang tokoh aliran asosiasi yang terkenal adalah john locke. Locke berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih semisal selembar kertas putih, yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman empiri. Dalam hal ini locke membedakan adanya dua macam pengalaman, yaitu:
<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indra.
<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri.
<!--[if !supportLists]-->1.2. <!--[endif]-->Perkembangan menurut Tipologi Gestal
Pengikut-pengikut aliran psikologi Gestalt mengemukakan konsep yang berlawanan dengan konsepsi yang dikemukakan oleh para ahli yang mengikuti aliran asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti gestalt, perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangakan bagian bagian adalah skunder; bagian-bagian hanya mmpunyai arti sebagai bagian dari pada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain; keseluruhan ada terlebih dahulu disusul oleh bagian-bagiannya. Kalau kita ketemu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau vulpennya yang bagus, atau dahinya yang terluka, melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan. Baru kemudian kita susul dengan menyaksikan adanya hal-hal khusus tertentu. Misalnya: bajunya baru dan sebagainya.
Juga pengenalan anak terhadap dunia luar merupakan proses diferensiasi. Mula-mula anak merasa satu dengan dunia sekitarnya, baru kemudian ada diferensiasi: dia merasa (mengetahui) dirinya sebagai suatu yang berbeda dari dunia sekitarnya. Lebih jauh dia dapat membedakan bahwa dunia sekitanya itu terdiri dari manusia dan bukan manusia.
<!--[if !supportLists]-->1.3. <!--[endif]-->Perkembangan menurut Aliran Sosiologis
Para ahli yang mengikuti aliran sosiologisme menganggap bahwa perkembangan adalah proses sosialisasi. Anak manusia mula mula bersifat a-sosial (pra-sosial) yang kemudian dalam perkembangannya sedikit demi sedikit disosialisasikan.
Perkembangan merupakan suatu proses sosialisasi dalam bentuk irnitasi yang berlangsung dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia adalah keturunan, lingkungan, dan manusia itu sendiri.
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Fase-fase perkembangan menurut beberapa ahli psikologi
<!--[if !supportLists]-->2.1. <!--[endif]-->Santrok dan Yussen
<!--[if !supportLists]-->2.1.1. <!--[endif]-->Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu lebih kurang sembilan bulan.
<!--[if !supportLists]-->2.1.2. <!--[endif]-->Fase bayi adalah saat perkembangan yang brrlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa ynng sangat. Bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
<!--[if !supportLists]-->2.1.3. <!--[endif]-->Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajnr melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keteranipilan yang berkaitan dengan kesiapan unttik bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memas.uki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.
<!--[if !supportLists]-->2.1.4. <!--[endif]-->Fase kannk-knnak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai
memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
<!--[if !supportLists]-->2.1.5. <!--[endif]-->Masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dr.ri masa Nanak-kanak ke masa dewasa? aval, yang dimulai kira-kira timur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-penibahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan
<!--[if !supportLists]-->2.2. <!--[endif]-->Charlote Buhler
<!--[if !supportLists]-->2.2.1. <!--[endif]-->Fase 0-1 tahun : Masa-masa menghayati obyek-obyek di luar diri sendiri, dan saat melatih fungsi-fungsi terutama melatih fungsi motorik: yaitu fungsi-fungsi yang berkaitan dengan gerakan-gerakan dari badan dan anggota badan.
<!--[if !supportLists]-->2.2.2. <!--[endif]-->B. Fase 2-4 tahun : Masa pengenalan dunia obyektif di luar diri sendiri disertai penghayatan subyektif.
<!--[if !supportLists]-->2.2.3. <!--[endif]-->Fase 5-8 tahun : masuk pada sosialisasi anak. Pada saat ini anak mulai memasuki masyarakat luas (misalnya taman kanak-kanak, pergaulan dengan kawan-kawan sepermaian dan sekolah rendah).
<!--[if !supportLists]-->2.2.4. <!--[endif]-->Fase 9-11 tahun : masa sekolah rendah. Pada periode ini anak mencapai obyektifitas tertinggi.
<!--[if !supportLists]-->2.2.5. <!--[endif]-->Fase 14-19 tahun : masa tercapainya sintesa antar sikap ke dalam batin sendiri dengan sikap ke luar kepada dunia obyektif.
<!--[if !supportLists]-->2.3. <!--[endif]-->Perkembangan individu dalam Islam menurut Netty Hartati dkk (2004)
<!--[if !supportLists]-->2.3.1. <!--[endif]-->Fase Pra-Natal
Fase perkembangan manusia pada masa prenanatal ini sebagaimana dijelaskan baik dari sumber hadits dan al-Qur’an merupakan proses yang saling berkaitan, pada periode pra-natal ini dimana sifat bawaan dan jenis kelamin individu. Dalam masa ini merupakan langkah awal perkembangan dan pertumbuhan serta pembentukan kepribadian, maka sebagian ulama menyarankan dalam masa seorang ibu yang hamil hendak sering membaca Al-Qur’an dan banyak melakukan perbuatan yang baik dan terpuji sehingga perbuatan yang baik tersebut akan menjadi kepribadian anak dalam kandungan tersebut.
<!--[if !supportLists]-->2.3.2. <!--[endif]-->Fase Lahir
Fase lahir merupakan permulaan atau periode awal keberadaan sebagai individu dan pada masa ini dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang dua minggu dan periode ini janin mulai menyesuaikan dirinya dengan kehidupan di luar hamil.
<!--[if !supportLists]-->2.3.3. <!--[endif]-->Fase Dua Tahun Pertama
Rasulullah SAW bersabda tentang pendidikan anak tersebut sebagaimana sabdanya yang berbunyi:
“Mulailah mendidik anak-anak kalian dengan kalimat yang pertama : Laa ilaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah), bimbinglah mereka ketika mereka berada dalam sekarat dengan laa ilaha illallah ! (H.R al-Baihaqi).
<!--[if !supportLists]-->2.3.4. <!--[endif]-->Fase kanak-kanak
Hukum tempo perkembangan menyatakan bahwa tiap-tiap anak memiliki tempo perkembangan yang berbeda. Anak juga memiliki masa peka, yaitu suatu masa di mana suatu organ atau unsur psikologis anak mengalami perkembangan yang sebaik-baiknya. Bagi seorang pendidik, mengetahui perkembangan anak diperlukan dalam membimbing anak sesuai dengan perkembangannya.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
<!--[if !supportLists]-->3.1. <!--[endif]-->Nativisme
Para ahli yang beraliran Nativisme berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata tergantung kepada faktor dasar/pembawawaan. Tokoh utama dari aliran ini adalah Schopenhauere.
<!--[if !supportLists]-->3.2. <!--[endif]-->Empirisme
Sedangkan para ahli dari golongan empirisme yang di prakarsai oleh John Locke, berpendapat bahwa perkembangan individu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan.
<!--[if !supportLists]-->3.3. <!--[endif]-->Konvergensi
Aliran yang nampak menengahi kedua pendapat tersebut adalah aliran konvergensi yang diketuai oleh William Sterm, aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut.
Baik faktor dasar/pembawaan secara konvergent akan menentukan perkembangan seorang individu, tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan. Tetapi tidak ada salahnya bila beberapa faktor tersebut kita tinjau :
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Intelligensi
Berdasasrkan penelitian terman LM (Genetic Studies of Genius) dan Mead TD (The age of walking in relation to general intelligence) telah dibuktikan adanya pengaruh intelligensi terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam perkembangan berjalan dan berbicara.
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Seks
Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas. Yang nyata terlihat adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaninya. Pada waktu lahir anak laki-laki terlihat lebih besar dari ank perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula dalam mencapi kedewasaannya dari pada anak laki-laki.
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Kelenjar-kelenjar
Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu) menunjukan adanya peranan penting dari kelenjr ini dalam pertumbuhan jasmani dan rohani dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah dilahirkan. Sebagai contoh, Kelenjar yang mengeluarkan kalsium yang letaknya di tenggorokan, jika kelenjar ini kurang mengeluarkan kalsium maka akan mempengaruhi tumbuhnya tulang-tulang dan otot-otot.
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Kebangsaan (ras)
Anak-anak dari ras Mediteranian (lautan tengah) tumbuh lebih cepat dari anak-anak Eropah sebelah utara. Anak-anak Negro dan Indian rupanya pertumbuhan mereka tidak begitu cepat dibandingkan dengan anak-anak kulit putih dan kuning.
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Posisi dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan. Anak bungsu biasanya perkembangannya lebih lambat6 karen dimanja. Dalam hal anak tunggal perkembangan mentalitasnya cepat, karena pergaulan dengan orng-orang dewasa lebih besar.
<!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Makanan
Perkembangan fisik dan mental anak-anak kita secara langsung atau tidak juga dipengaruhi oleh faktor makanan yang sehat dan cukup bergizi.
<!--[if !supportLists]-->7. <!--[endif]-->Kultur (Budaya)
Faktor budaya ini sangat besar pengaruhnya sehingga dapat mempengaruhi sifat kepribadian dan kedewasaan seseorang. Yang termasuk budaya disini selain budaya masyarakat juga termasuk didalamnya budaya pendidikan, agama, dan sebagainya.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan diatas Elizabeth B. Hurlock mengemukakan beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya perkembangan (Cause of Development), yaitu:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Kematangan (Maturation)
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Perkembangan fisik dan mental adalah sebagian akibat daaripada kodrat yang telah menjadi bawan dan juga daripada latihan dan pengalaman si anak. Pertumbuhan secar kodrat kadang-kadang timbulya secara sekonyong-konyong. Pada kanak-kanak sering kita lihat, tiba-tiba anak itu bisa berdiri, berjalan, berbicara dan sebagainya ynag kadang-kadang sesudah seseorang menilai bahwa anak itu sangat terbelakang dalam perkembangannya.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Belajar dan Latihan (Lerning)
Kombiansi kematangan dan belajar (Interaction of Maturation and Learning) Kedua sebab kematangan dan belajar itu tidak berlangsung sendiri-sendiri, tetapi bersama-sama. Biasanya melalui pelatihan yang tepat dan terarah dapat menghasilkan perkembangan yang maksimum, tetapi kdang-kadang meskipun bantuan kuat dan usahanya effektif tidak berhasil sesuai yang diharapkan, jika batas perkembangan lekas tercapai atau daya berkembangnya sangat terbatas.
Kematangan suatu sifat sangat penting bagi seorang pendidik untuk mengetahuinya, karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi sebaik-baiknya terhadap semua usaha bimbingan yang sesuai bagi mereka. Telah banyak percobaan-percobaan diadakan untuk mengetahui sampai dimana seorang anak dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar pengalaman. Hasilnya antara lain:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Pada tahun-tahun pertama kematangan ini penting karena memungkinkan pengajaran / pelatihan
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Dalam hal perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan di antara anak kembar dan anak yang berbeda ras nya (Negro dan Amerika misalnya)
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Belangsungnya secara bersama-sama antara pertumbuhan kodrat (kematangan) dengan pengajaran/pelatihan adalah sangat menguntungkan bagi perkembangan anak.
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Sifat-sifat anak
<!--[if !supportLists]-->4.1. <!--[endif]-->Periodisasi berdasarkan Biologis
Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan pada keadaan atau proses biologis tertentu.
Aristoteles menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa dalam tiga periode yang lamanya masing-masing 7 tahun sebagai berikut:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Fase anak kecil, dari 0,0-7,0, masa bermain.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Fase anak sekolah: dari 7,0-14,0; masa belajar atau masa sekolah rendah.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Fase remaja; dari umur 14,0-21,0; masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.
<!--[if !supportLists]-->4.2. <!--[endif]-->Periodisasi berdasarkan Diktatis
Salah seorang tokoh yang terkenal dalam pembagian periode ini ialah Comenius, yang sangat terkenal konsepsinya mengenai macam-macam sekolah yang disesuiakan dengan perkembangan anak; yaitu:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Masa sekolah ibu, untuk anak-anak umur 0,0-6,0.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Masa sekolah bahasa ibu, untuk anak-anak umur 6,0-12,0.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Masa sekolah bahasa latin, untuk anak-anak umur 12,0-18,0
<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Masa sekolah tinggi, untuk anak-anak umur 18,0-24,0.
Periodisasi perkembangan yang telah dikemukakan di atas merupakan pembagian lama yang membatasi periodisasi perkembangan hanya sejak lahir sampai masa dewasa (dari umur 0,0-21,0 atau 25,0).
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, phD dalam “Developmental Psychology To day” (1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental Psychology” (1980) tampak sudah lengka mencangkup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai berikut:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Masa sebelum lahir (pranatal) selama 9 bulan atau 280 hari.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Masa bayi baru lahir (new born) 0,0 sampai 2 minggu.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Masa bayi (babyhood) dari 2 minggu sampai 2,0.
<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Masa kanak-kanak awal (early childhood) dari 2,0 sampai 6,0.
<!--[if !supportLists]-->e. <!--[endif]-->Masa kanak-kanak akhir (later childhood) dari 6,0-12,0
<!--[if !supportLists]-->f. <!--[endif]-->Masa puber (puberty) dari 11,0 atau 12,0 sampai 15,0 atau 16,0.
<!--[if !supportLists]-->g. <!--[endif]-->Masa remaja (adolescence) dari 15,0 atau 16,0 sampai 21,0.
<!--[if !supportLists]-->h. <!--[endif]-->Masa dewasa awal (early adulthood) dari 21,0 sampai 40,0.
<!--[if !supportLists]-->i. <!--[endif]-->Masa dewasa madya (middle adulthood) dari 40,0 sampai 60,0.
<!--[if !supportLists]-->j. <!--[endif]-->Masa usia lanjut (later adulthood) dari 60,0 sampai …
<!--[if !supportLists]-->4.3. <!--[endif]-->Periodisasi berdasarkan Psikologis
Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini pada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch. Oleh Kroch masa kegoncangan ini disebutnya “Trotz Periode” dan selama perkembangannya anak mengalami dua kali Trotz Periode, yaitu:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->dalam tahun ketiga, atau kadang-kadang juga pada permulaan tahun keempat;
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->pada permulaan masa pubertas; bagi anak laki-laki pada tahun ketiga belas.
Kedua Trotz Periode inilah yang membatasi antara fase yang satu dengan fase yang lainnya. dengan demikian Oswald Kroch membagi masa perkembangan anak menjadi tiga fase:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Dari lahir sampai masa Trotz pertama, yang biasanya disebut masa anak-anak awal.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Dari masa Trotz pertama sampai masa Trotz kedua, yang biasanya disebut masa keserasian bersekolah.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Dari masa Trotz kedua sampai akhir remaja, yang biasanya disebut masa kematangan. Umur berakhirnya masa remaja itu tidak dapat dipastikan tetapi sebagai ancar-ancarnya pada umur 21 tahun.
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Kesimpulan dan Penutup
<!--[if !supportLists]-->5.1. <!--[endif]-->Psikologi perkembangan ialah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk Psikologi Khusus, yaitu Psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
<!--[if !supportLists]-->5.2. <!--[endif]-->Kegunaan mempelajari Psikologi Perkembangan, antara lain :
<!--[if !supportLists]-->5.2.1. <!--[endif]-->Mengetahui fakta-fakta dan perinsip-perinsip mengenal tingkah laku manusia.
<!--[if !supportLists]-->5.2.2. <!--[endif]-->Untuk memahami kepribadian sendiri.
<!--[if !supportLists]-->5.2.3. <!--[endif]-->Untuk menilai tingkah laku yang normal.
<!--[if !supportLists]-->5.3. <!--[endif]-->“Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis (perubahan yang bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis), progresif (perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif/fisik mapun kualitatif/psikis), dan berkesinambungan (perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan) dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya”. (Yusuf, 2003:15). Setiap individu akan mengalami proses perkembangan yang berlangsung melalui tahapan-tahapan perkembangan secara berantai.
<!--[if !supportLists]-->5.4. <!--[endif]-->Penutup
Demikianlah makalah yang penulis buat, tentunya disana-sini masih banyak kekurangan dan perlu disempurnakan agar problematika perkembangan individu jauh lebih dapat dipelajari dan menjadi acuan pembelajaran khususnya penulis dan para pembaca.

Konsep Dasar Perkembangan Individu
Posted on 24 Januari 2008 by AKHMAD SUDRAJAT
oleh : Akhmad Sudrajat
1. Apa perkembangan individu itu?
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
2. Apa yang dimaksud dengan sistematis ?
Sistematis adalah bahwa perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh : kemampuan berbicara seseorang akan sejalan dengan kematangan dalam perkembangan intelektual atau kognitifnya. Kemampuan berjalan seseorang akan seiring dengan kesiapan otot-otot kaki. Begitu juga ketertarikan seorang remaja terhadap jenis kelamin lain akan seiring dengan kematangan organ-organ seksualnya.
3. Apa yang dimaksud dengan progresif ?
Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif (fisik) mapun kualitatif (psikis). Contoh : perubahan proporsi dan ukuran fisik (dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar); perubahan pengetahuan dan keterampilan dari sederhana sampai kepada yang kompleks (mulai dari mengenal huruf sampai dengan kemampuan membaca buku).
4. Apa yang dimaksud dengan berkesinambungan ?
Berkesinambungan artinya bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan. Contoh : untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan merangkak.
5. Apa ciri-ciri perkembangan individu?
Perkembangan individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. Terjadinya perubahan dalam aspek :
 Fisik; seperti : berat dan tinggi badan.
 Psikis; seperti : berbicara dan berfikir.
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi.
 Fisik; seperti : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya.
 Psikis; seperti : perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis.
3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
 Fisik; seperti: rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar pineal.
 Psikis; seperti : lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif.
4. Diperolehnya tanda-tanda baru.
 Fisik; seperti : pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis dan jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua.
 Psikis; seperti berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama.
6. Apa prinsip-prinsip perkembangan inidividu?
Prinip- prinsip perkembangan individu, yaitu :
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.
2. Semua aspek perkembangan saling berhubungan.
3. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
4. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
5. Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.
6. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.
7. Bagaimana pola atau arah perkembangan inidividu?
Arah atau pola perkembangan sebagai berikut :
1. Cephalocaudal & proximal-distal (perkembangan manusia itu mulai dari kepala ke kaki dan dari tengah (jantung, paru dan sebagainya) ke samping (tangan).
2. Struktur mendahului fungsi.
3. Diferensiasi ke integrasi.
4. Dari konkret ke abstrak.
5. Dari egosentris ke perspektivisme.
6. Dari outer control ke inner control.
8. Bagaimana tahapan-tahapan perkembangan individu?
Dalam berbagai literatur kita dapati berbagai pendekatan dalam menentukan tahapan perkembangan individu, diantaranya adalah pendekatan didaktis. Dalam hal ini, Syamsu Yusuf (2003) mengemukakan tahapan perkembangan individu dengan menggunakan pendekatan didaktis, sebagai berikut :
Masa Usia Pra Sekolah
Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua yaitu (1) Masa Vital dan (2) Masa Estetik
1. Masa Vital; pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu , Freud menyebutnya sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun kedua umunya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya.
2. Masa Estetik; dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Pada masa ini panca indera masih sangat peka.
Masa Usia Sekolah Dasar
Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu : (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2. Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
5. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
6. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
Masa Usia Sekolah Menengah
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja, yang terbagai ke dalam 3 bagian yaitu :
1. masa remaja awal; biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif, dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial,
2. masa remaja madya; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.
3. masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.
Masa Usia Kemahasiswaan (18,00-25,00 tahun)
Masa ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup.
9. Apa tugas perkembangan individu itu?
Havighurst (1961) mengemukakan bahwa : “ A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later task.
10. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak-kanak awal (0,0–6.0) ?
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak – kanak awal (0,0–6.0) adalah :
1. Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
2. Belajar memakan makan padat.
3. Belajar berbicara.
4. Belajar buang air kecil dan buang air besar.
5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
7. Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
8. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
9. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.
11. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah (6,0-12.0)?
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa kanak – kanak akhir dan anak sekolah (0,0–6.0) adalah :
1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
6. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
7. Mengembangkan kata hati.
8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
9. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
12. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa remaja (12,0-21.0)?
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa remaja (21,0–21.0) adalah :
1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6. Memilih dan mempersiapkan karier.
7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
9. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
13. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada Masa Dewasa Awal (21 – dst) ?
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa dewasa awal (21,0–dst) adalah :
1. Memilih pasangan.
2. Belajar hidup dengan pasangan.
3. Memulai hidup dengan pasangan.
4. Memelihara anak.
5. Mengelola rumah tangga.
6. Memulai bekerja.
7. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
8. Menemukan suatu kelompok yang serasi.
9. Salah satu prinsip perkembangan bahwa setiap individu akan mengalami fase perkembangan tertentu, yang merentang sepanjang hidupnya. Pada setiap fase perkembangan ditandai dengan adanya sejumlah tugas-tugas perkembangan tertentu yang seyogyanya dapat dituntaskan.
10. Tugas–tugas perkembangan ini berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan yang seyogyanya dikuasai sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Havighurst (Abin Syamsuddin Makmun, 2009) memberikan pengertian tugas-tugas perkembangan bahwa: “A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later task”..
11. Tugas perkembangan individu bersumber pada faktor–faktor: (1) kematangan fisik; (2) tuntutan masyarakat secara kultural; (3) tuntutan dan dorongan dan cita-cita individu itu sendiri; dan (4) norma-norma agama.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini dikemukakan rincian tugas perkembangan dari setiap fase menurut Havighurst.
12. 1. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-Kanak Awal (0,0–6.0)
• Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
• Belajar memakan makan padat.
• Belajar berbicara.
• Belajar buang air kecil dan buang air besar.
• Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
• Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
• Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
• Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
• Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.
13. 2. Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir dan Anak Sekolah (6,0-12.0)
• Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
• Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
• Belajar bergaul dengan teman sebaya.
• Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
• Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
• Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
• Mengembangkan kata hati.
• Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
• Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
14. 3. Tugas Perkembangan Masa Remaja (12.0-21.0)
• Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
• Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
• Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
• Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
• Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
• Memilih dan mempersiapkan karier.
• Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
• Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
• Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
• Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
15. 4. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
• Memilih pasangan.
• Belajar hidup dengan pasangan.
• Memulai hidup dengan pasangan.
• Memelihara anak.
• Mengelola rumah tangga.
• Memulai bekerja.
• Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
• Menemukan suatu kelompok yang serasi.
16. Sementara itu, Depdiknas (2003) memberikan rincian tentang tugas perkembangan masa remaja untuk usia tingkat SLTP dan SMTA, yang dijadikan sebagai rujukan Standar Kompetensi Layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah, yaitu :
1. Tugas Perkembangan Tingkat SLTP
• Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.
• Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
• Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
• Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni.
• Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat.
• Mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi.
• Mengenal sistem etika dan nilai-nilai sebagai pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan minat manusia.
17. 2. Tugas Perkembangan Peserta didik SLTA
• Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
• Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita.
• Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat
• Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai dengan program kurikulum, persiapan karir dan melanjutkan pendidikan tinggi serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
• Mencapai kematangan dalam pilihan karir
• Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi.
• Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang berkehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
• Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni.
• Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
Materi terkait:
• Konsep Perkembangan Individu
• Perkembangan Kognitif
• Perkembangan Individu secara Didaktis
• Perkembangan Karier
• Perkembangan Kepribadian
• Perkembangan Perilaku Konatif
• Perkembangan Moralitas
• Perkembangan Keagamaan
• Karakteristik Perilaku dan Pribadi Pada Masa Remaja
• Problema Masa Remaja(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/)
18. Kata Kunci Untuk Artikel Ini:
19. tugas perkembangan,perkembangan individu,tugas-tugas perkembangan,makalah perkembangan individu,hubungan pendidikan dengan perkembangan kemampuan individu,tugas-tugas perkembangan individu,makalah perkembangan peserta didik,TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN,sikap individu dan perkembangannya,tugas perkembangan individu,tugas perkembangan kehidupan pribadi pendidikan dan karier dan kehidupan berkeluarga,tugas perkembangan bayi,perkembangan kehidupan pribadi sebagai individu,perkembangan individu dalam belajar,tugas perkembangan peserta didik,makalah hubungan pendidikan dengan perkembangan kemampuan individu,tugas-tugas perkembangan peserta didik,tugas perkembangan masa bayi,makalah tugas-tugas perkembangan,kematangan dan sikap peserta didik
Deni Rokhyadi' s Blog
• Home
• About Me

Facebook Badge
Deni Rokhyadi's Profile Create Your Badge


Konsep Dasar, Manifestasi, dan Beberapa Cara Pendekatan Terhadap Perkembangan Perilaku dan Pribadi
Posted by de Noy Kamis, 09 April 2009 at 15:48
Konsep Dasar, Manifestasi, dan Beberapa Cara Pendekatan Terhadap Perkembangan Perilaku dan Pribadi

"Dalam materi perkuliahan Perkembangan Peserta Didik"

a. Konsep Dasar

Perkembangan di sini di artikan sebagai perubahan perubahan yang dialami oleh indivisu Atau oerganisme menuju tingkat kedewasaannya (matury) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.

Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta latihan (training). Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya yang belum tampak) dari organisme atau individu.


Kematangan atau masa peka menunjukan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan (Witherington, 1952:88) sebagi titik tolak kesiapan (readiness) dari suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya (Hurlock. 1956).

Belajar atau pendidikan dan latihan, menunjukan kepada perubahn pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secars intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahn waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan.

Lefrancois (1975:180) berpendapat bahwa konsep perkembangan mempunyai makna yang luas, mencakup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis sepertiyang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan.

b. Manifestasi Perkembangan

Uraian dalam paragraf (a) di atas mengimplikasikan bahwa manifestasi perkembangan individu dapat ditunjukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan instrumen yang sesuai (appropriate).

Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya, karena dapat dilakukanpengamatan dan pengukuran secara langsung, sperti perkembangan tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi, dan sebagainya.

Lain halnya dengan segi-segi psikis yang relatif sulit untuk identifikasinya, karena kita hanya dapat mengamati dan sampai batas tertentu mengukur manifestasi perkembangan tersebut secara tidak langsung dalam bentuk atau wujud perilaku, yang sebenarnya pula bergantung dan dipengaruhi oleh tingkat-tingkat perkembangan aspek fisiknya. Beberapa di antara bentuk atau wujud perkembangan perilaku tersebut, antara lain:

(1) Perkembangan perceptual (pengamatan ruang, pengamatan wujud, dan situasi);

(2) Perkembangan penguasaan dan control motorik (koordinasi penginderaan dan gerak);

(3) Perkembangan penguasaan pola-pola keterampilan mental-fisik (cerdas, tangkas, dan cernat);

(4) Perkembangan pengetahuan bahasan dan berpikir.

c. Beberapa Cara Pendekatan

Ada dua cara pendekatan utama dalm memahami perkembangan perilaku dan pribadi individu yang manifestasinya seperti tersebut di atas itu, ialah pendekatan longitudinal dan cross sectional.

Pendekatan longitudinal dipergunakan untuk memahami perkembangan perilaku dan pribadi seseorang atau sejumlah kasus tertentu (mengenai satu atau sejumlah aspek perilaku atau pribadi tertentu) dengan mengikuti proses perkembangan dari satu titik waktu atau fase tertentu ke titik waktu atau fase yang berikutnya. Oleh karena itu, tekniknya berbentuk case study (studi kasus), case history, autobiografi, eksperimentasi, dan sebagainya.

Adapun pendekatan cross sectional biasanya digunakan untuk memahami suatu aspek atau sejumlah aspek perkembangan tertentu pada suatu atau beberapa kelompok populasi tingkatan usia subjek tertentu secara serenpak pada saat yang sama. Oleh karena itu, teknik yang sesuai dengan pendekatan ini, antara lain teknik survey. Sudah barang tentu sampai batas-batas tertentu dapat digunakan kombinasi atau elektrik dengan pendekatan longitudinal.

Proses dan Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Perilaku dan Pribadi

Berkenaan dengan proses perkembangan ini, ada tiga hal yang secara esensial perlu dipahami: sejak kapan dimulai dan berakhirnya, factor-faktor apa yang mempengaruhi seta bagaimana berlangsungnya proses tersebut.

Secara faktual, perkembangan bukan dimulai sejak kelahiran seseorang dari rahim ibunya, melainkan sejak terjadinya konsepsi, ialah saat berlangsungnya pembuahan atau perkawinan yang menghasilkan benih manusia (zygote) yang kemudian berkembag menjadi organisme atau janin (embryo) sebagai calon manisia yang di kenal sebagai fetus (bayi dalam kandungan). Pada umumnya, setiap fetus memerlukan waktu sekitar sembilan bulan atau 266 hari (Lefrancois, 1975:17) sampai matang (mature) atau lahir (natal).

Variasi individual memang terjadi, ada yang lebih awal (premature) dari waktu tersebut dan ada pula yang lebih lambat (late mature), bergantung kondisinya. Mulai sejak lahir bayi menjalani masa kanak-kanak, remaja, dewasa sampai hari tuannya yang pada umumnya memerlukan waktu (life span) sekitar 60-70 tahun, yang sudah barang tentu bervariasi pula sesuai dengan kondisi yang memungkinkannya.

Ada tiga faktor dominan yang mempengaruhi proses perkembangan individu, ialah factor pembawaan (heredity) yang bersifat alamiah (nature), faktor lingkungan (environment) yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan (nurture), dan faktor waktu (time) yaitu saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation).

Ketiga factor dominant itu dalam proses berlangsungnya perkembangan individu berperan secara interaktif, yang dapat dijelaskan secara fungsional atau regresional.

Dengan demikian formula-formula P = f(H, E, T) atau P = a + b1H + b2E + b3T + E kirannya dapat juga dipergunakan untuk menjelaskan seberapa besar bobot(weight) kontribusi dan bagaimana arahnya (positif atau negatif) dari setiap faktor dominan (H = heredity/nurture dan T = time/maturition) tersebut terhadap perkembangan perilaku dan pribadi (P) seseorang.

Ada tiga kemungkinan kecenderungan arah garis perkembangan hidup seseorang yang dapt digambarkan secara visual, sebagai berikut.

Pada individu-individu yang tergolong normal pada umumnya perkembangan laju pesat sampai usia limabelas tahun, di mana tercapainya titik optimal kedewasaan perkembangan fungsi-fungsi fisik dan psikis (intelektual).

Kemungkinan perkembangan selanjutnya:

(a) Kemungkinan pertama, bagi mereka yang tidak memperoleh kesempatan untuk belajar atau melatih fungsi-fungsinya (terutama segi intelektual), maka kemampuannya cenderung tidak berkembang lagi sampai usia sekitar empat puluh tahunan. Bahkan, setelah mencapai usia tersebut kemampuannya mulai menurun, malahan tidak kurang jumlahnya yang menuju pikun pada hari-hari tuanya (garis a)

(b) Kemungkinan kedua, bagi mereka yang bernasib baikuntuk memperoleh kesempatan belajar atau melatih fungsi-fungsi psikofisiknya lebih lanjut, maka perkembangan kemampuan fungsi-fungsi masih ada baiknya bersifat peningkatan atau perluasan sampai taraf empat puluhan pulam namun selanjutnya, setelah dijalani usia tersebut tidak berkesempatan lagi belajar, tetapi hanya bekerja, secara routline dan monoton, maka cenderung untuk berada pada titik jenuh tersebut dan tidak berkembang lagi (garis b). namun bagi mereka yang terus berusaha belajar dan mengumuli perkembangan informasi-informasi mutakhir, perkembangan itu dapat terjadi meskipun hanya bersifat perluasan atau pendalaman (garis c).

Beberapa Model Pentahapan (Stages) Perkembangan Perilaku dan Pribadi dengan Karakteristiknya

Perkembangan berlangsung secara bertahap, dalam arti:

(a) bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju meningkat dan atau mendalam dan/atau meluas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (prinsip progresif);

(b) bahwa perunahan yang terjadi antarbagian dan/atau fungsi organisme terdapat interdepedensi sebagai kesatuan integral yang harmonis (prineip sistematik);

(c) bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan dan berurutan dan tidak secara kebetulan dan meloncat-loncat (prinsip berkesinambungan).

Memperhatikan kompleksitas dari sifat perkembangan perilaku dan pribadi individu itu, maka untuk keperluan studi yang saksama, para ahli telah mencoba mengembangkan model pentahapan (stages) mengenai proses perkembangan tersebut sehingga memungkinkan pilihan focus observasi pada aspek atau fase tertentu baik secara longitudinal maupun cross sectional. Beberapa contoh model tersebut antara lain dikembangkan oleh:

(a) Aristoteles (384-233 SM)

Ia membagi masa perkembangan individu sampai menginjak sewasa dalam tiga septima berdasarkan perubahan cirri fisik tertentu.

Nama Tahapan


Waktu


Idikator

(1) masa kanak-kanak

(2) masa anak sekolah

(3) masa remaja


0;0 – 7;0

7;0 – 14,;0

14;0 – 21;0


Pergantian gigi

Gejala pubertas

(cirri-ciri primer dan sekunder)

(b) Hurlock (1952)

Ia membagi fase-fase perkembangan individu secara lengkap sebagai berikut.

Nama Tahapan


Waktu


Indikator

(1) prenatal

(2) infacy

(3) babyhood

(4) childhood

(5) adolescence

(6) adulthood

(7) middle age

(8) old age


Conception – 280 days

0 – 10 to 14 days

2 weeks – 2 years

2 years – adolvence

13 (girls) – 21 years

14 (boys) – 21 years

21 -25 years

25 -30 years

30 years - death


Perubahan-perubahan psikofisis

(c) Piaget (1961)

Dengan menobservasi aspek perkembangan intelektual, Piaget mengembangkan model pentahapan perkembangan individu sebagai berikut.

Stage


Age

(1) Sensorimotor

(2) Preoperational

(a) Preconceptual

(b) Intuitive

(3) Concrete operations

(4) Formal operations


0 – 2 years

2 – 7 years

2 – 4 years

4 – 7 years

7 – 11 years

11 – 15 years

(d) Erikson (1963)

Ia mengamati beberapa segi perkembangan kepribadian dan mengembankan model pentahapan perkembangan tanpa menunjukkan batas umur yang jelas atau tegas, namun menunjukkan komponen yang menonjol pada setiap fase perkembangan.




Developmential Stages


Basic Components

I.

II.

III.

IV.

V.

VI.

VII.

VIII.


Infacy

Early childhood

Preschool age

Scholl age

Adolescence

Young adulthood

Adulthood

Senescence


Trust vs mistrust

Autonomy vs shame, doubt

Iniative vs guilt

Industry vs inferiority

Identity vs identity confusion

Intimacy vs isolation

Generativity vs stagnation

Ego integrity vs despair

(e) Witherington (1952)

Mengobservasi penonjolan aspek perkembangan psikofisik yang selaras dengan jenjang praktek pendidikan, ia membagi tahap yang lamanya masing-masing tiga tahun perkembangan individu sampai menjelang dewasa.

Stages


Indikator

(1) 0;0 – 3;0

(2) 3;0 – 6;0

(3) 6;0 – 9;0

(4) 9;0 – 12;0

(5) 12;0 – 15;0

(6) 15;0 – 18;0


Perkembangan fisik yang pesat

Perkembangan mental yang pesat

Perkembangan social yang pesat

Perkembangan sikap individualis (II)

Awal penyusuaian social

Awal pilihan kecendrungan pola hidup yang akan diikiuti sampai dewasa

Beberapa Hukum (Principles) Perkembangan Perilaku dan Pribadi serta Implikasinya bagi Kehidupan.

Hukum


Implikasi

a. Perkembangan dipengaruhi oleh factor-faktor pembawaan, lingkungan, dan kematangan.



a. Pengembangan (penyusunan, pemilihan, penggunaan) materi, strategi, metodologi, sumber, evaluasi belajar-mengajar hendaknya memperhatikan ketiga factor tersebut.

b. Proses perkembangan itu berlangsumg secara bertahap (profresif, sistematik, berkesinambungan).


b. Program (kurikulum) belajar-mengajar disusun secara bertahap dan berjenjang:

(1) Dari sederhana menuju kompleks

(2) Dari mudah menuju sukar.

(3) System belajar-mengajar diorganisasikan agar terlaksananya prinsip:

(a) Mastery learning (belajar tuntas)

(b) Continuous progress (maju berkelanjutan)

c. Bagian – bagian dari fungsi-fungsi organisme mempunyai garis perkembangan dan tingkat kematangan masing-masing. Meskipun demikian, sebagai kesatuan organis dalam prosesnya terdapat korelasi dan bahkan kompensatoris antara yang satu dengan yang lainnnya.


c. Sampai batas tertentu, program dan strategi belajar-mengajar seyogyanya dalam bentuk:

(1) Correlated curriculum, atau

(2) Broadfields, atau

(3) Subject maiter oriented,(sampai batas tertentu pula

d. Terdapat variasi dalam tempo dua irama perkembangan antar-individual dan kelompoktertentu (menurut latar belakang jenis, geografis, dan kultur).


d. Program dan strategi-mengajar, sampai batas tertentu seyogyanya diorganisasikan agar memungkingkan belajar secara individual disamping secarakelompok (misalnya, dengan system pengajaran modul).

e. Proses perkembangan itu pada taraf awalnya bersifat diferensial dan pada akhirnya lebih bersifat integrasi antarbagian dan fungsi organisme.


e. Program dan strategi belajar-mengajar seyogyanya diorganisasikan agar memungkinkan proses yang bersifat :

(1) Deduktif – Induktif

(2) Analisis – Sintesis

(3) Global –Spesifik - Global

f. Dalam batas-batas masa peka, perkembangan dapat dipercepat atau diperlambat oleh kondisi lingkungan.


f. Program dan strategi belajar-mengajar seyogyanya dikembangkan dan diorganisasikan perlakuan (intervensi) yang dapat merangsang, mempercepat, dan menghindari ekses memperlambat laju perkembangan anak didik.

g. Laju perkembangan anak berlangsung lebih pesat pada periode kanak-kanak dari periode-periode berikutnya.


g. Lingkungan hidup dan pendidikan anak-anak (TK) sangat penting untuk memperkaya pengalaman dan mempercepat laju perkembangannya.

Jumat, 13 Mei 2011

Data Buku

Ayat-ayat Cinta

Penulis : Habiburrahman El Shirazy
No. ISBN : 9789793604022
Penerbit : Republika
Tanggal terbit : 2005
Katagori : Romance

Ketika Cinta Bertasbih #1

Penulis : Habiburrahman El Shirazy
No. ISBN : 9789793210841
Penerbit : Republika
Tanggal terbit : Maret 2007
Katagori : Romance

Ketika Cinta Bertasbih #2

Penulis : Habiburrahman El Shirazy
No. ISBN : 9789791102131
Penerbit : Republika
Tanggal terbit : Maret 2007
Katagori : Romance

Di Atas Sajadah Cinta

Penulis : Habiburrahman El Shirazy
No. ISBN : 9793210710
Penerbit : Republika
Tanggal terbit : 2005
Katagori : Islam

Dalam Mihrab Cinta

Penulis : Habiburrahman El Shirazy
No. ISBN : 9789793210940
Penerbit : Republika
Tanggal terbit : Juni 2007
Katagori : Sastra

Pudarnya Pesona Cleopatra

Penulis : Habiburrahman El Shirazy
No. ISBN : 979360400x
Penerbit : Republika
Tanggal terbit : 2005
Katagori : Psikologi

Gadis Kota Jerash

Penulis : Habiburrahman El Shirazy
No. ISBN : 9796028436472
Penerbit : Republika
Tanggal terbit : November 2009
Katagori : Remaja

Dzikir-dzikir Cinta

Penulis : Anam Khoirol Anam
No. ISBN : 9799632935
Penerbit : DIVA press
Tanggal terbit : September 2006
Katagori : Islam

Sebab Cinta Tak Kenal Waktu

Penulis : DH Devita dan Rien Hanafiah
No. ISBN : 9789791397094
Penerbit : Afra Publishing
Tanggal terbit : 2007
Katagori : Buku-buku

Cinta di Tepian Sungai Nil

Penulis : Abdul Wahab Muthawi
No. ISBN : 9791568839
Penerbit : Akar Media
Tanggal terbit : April 2009
Katagori : Buku-buku

Pengantin Surga

Penulis : Ali Ahmad Ba Katsir
No. ISBN : 9789799048707
Penerbit : Lentera Hati
Tanggal terbit : Maret 2009
Katagori : Sastra

Mamo Zein

Penulis : Habiburrahman El Shirazy
No. ISBN : 9789793604398
Penerbit : Republi kata
Tanggal terbit : 2010
Katagori : Islam



Mahar Cinta Untuk Anisa

Penulis : Muhammad Taufik
No. ISBN : 9789793604367
Penerbit : Republi kata
Tanggal terbit : 2010
Katagori : Islami

Ranah 3 Warna

Penulis : A. Fuad
No. ISBN : 9789792263251
Penerbit : Gramedia
Tanggal terbit : Januari 2011
Katagori : Sastra

Taj Mahal

Penulis : John Shors
No. ISBN : 9794334391
Penerbit : Mizan
Tanggal terbit : Oktober 2006
Katagori : Novel Sejarah

Taj : Tragedi Di Balik Tanda Cinta Abadi

Penulis : Timeri N. Murari
No. ISBN : 9794334863
Penerbit : Mijan
Tanggal terbit : November 2007
Katagori : Novel Sejarah

That Perfect Someone

Penulis : Johanna Lindsey
No. ISBN : 9797804186
Penerbit : Gagasmedia
Tanggal terbit : Juni 2010
Katagori : Romance

God’s Callgirl – Sang Pelacur Tuhan

Penulis : Carla Van Raay
No. ISBN : 9791140456
Penerbit : Voila Books
Tanggal terbit : April 2004
Katagori : Sastra

Mehrunnisa: The Twentieth Wife

Penulis : Indu Sundaresan
No. ISBN : 9789791141611
Penerbit : Hikmah
Tanggal terbit : Agustus 2008
Katagori : Novel Sejarah

Nur Jahan: The Queen of Mughal

Penulis : Indu Sundaresan
No. ISBN : 9789791141765
Penerbit : Hikmah
Tanggal terbit :
Katagori : Novel Sejarah

Perempuan Suci

Penulis : Qaisra Shahraz
No. ISBN : 9794334065
Penerbit : Mizan
Tanggal terbit : September 2006
Katagori : Spiritualitas

Perempuan Terluka

Penulis : Qaisra Shahraz
No. ISBN : 9794334685
Penerbit : Mizan
Tanggal terbit : Mei 2007
Katagori : Romance

My Salwa My Palestine

Penulis : Ibrahim Fawal
No. ISBN : 9798394569
Penerbit : Mizania
Tanggal terbit : Mei 2007
Katagori : Sosial-Budaya

Laskar Mawar

Penulis : Barbara Victor
No. ISBN : 978979433147
Penerbit : Mizan Pustaka
Tanggal terbit : Mei 2008
Katagori : Sosial-Budaya

Lilly

Penulis : Camila Gibb
No. ISBN : 9789793269801
Penerbit : Qanita
Tanggal terbit : 2008
Katagori : Islami

Lafaz Cinta

Penulis : Sinta Yudisia
No. ISBN : 9798394704
Penerbit : Mizan
Tanggal terbit : 2008
Katagori : Islami

A Thousand Splendid Suns

Penulis : Khaled Hosseini
No. ISBN : 9789793269685
Penerbit : Qanita
Tanggal terbit : November 2007
Katagori : Drama

Tragedi Nandra

Penulis : Isa Kamari
No. ISBN : 9789791141604
Penerbit : Hikmah
Tanggal terbit : Maret 2008
Katagori : Novel Sejarah

King Sulaiman & Queen Sheba

Penulis : Waheeda El-Humayra
No. ISBN : 9789791738545
Penerbit : Mizania
Tanggal terbit : Juni 2008
Katagori : Romance

Perempuan-perempuan Harem

Penulis : Fatima Mernissi
No. ISBN : 9789793269818
Penerbit : Qanita
Tanggal terbit : Juni 2008
Katagori : Budaya

Di Tepi Jeram Kehancuran

Penulis : Mira W.
No. ISBN : 9792228454
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit : Mei 2007
Katagori : Drama

Tunnels : Will Burrows dan Petualangan di Dunia Bawah Tanah


Penulis : Roderick Gordon & Brian Williams
No. ISBN : 9789794335185
Penerbit : Mizan
Tanggal terbit : Juli 2008
Katagori : Petualangan



KIMYA SANG PUTRI RUMI

Penulis : Muriel Maufroy
No. ISBN :
Penerbit : Mizan
Tanggal terbit : 2010
Katagori : Remaja

Enrique's Journey

Penulis : Sonia Nazario
No. ISBN : 9789791227056
Penerbit : Bentang Pustaka
Tanggal terbit : Agustus 2007
Katagori : Kisah Nyata

The Remains of The Day

Penulis : Kazuo Ishiguro
No. ISBN : 9791140235
Penerbit : Hikmah
Tanggal terbit : Februari 2007
Katagori : Drama

Tangisan Di Tengah Gurun

Penulis : Teresa Rodriguez, Diana Montane, & Lisa Pulitzer
No. ISBN : 9789791142052
Penerbit : Hikmah
Tanggal terbit : 2008
Katagori : Politik-Hukum

The Devil Who Tamed Her

Penulis : Johanna Lindsey
No. ISBN : 979780366X
Penerbit : Gagas Media
Tanggal terbit : Oktober 2009
Katagori : Romance

A Rogue of My Own

Penulis : Johanna Lindsey
No. ISBN : 9797804593
Penerbit : Gagas Media
Tanggal terbit : Desember 2010
Katagori : Romance

Para Mujahid Cinta

Penulis : Najieb Kailani
No. ISBN : 9786029822113
Penerbit : Ihwah Publising House
Tanggal terbit : 2011
Katagori : Drama

The Remains of The Day

Penulis : Yasmina Khadra
No. ISBN : 9789793064765
Penerbit : Alva bet
Tanggal terbit : 2010
Katagori : Romance

Shiver

Penulis : Lisa Jackson
No. ISBN : 9789791150019
Penerbit : Viola Books
Tanggal terbit : Agustus 2007
Katagori : Mistery-Thriller

A Death in Vienna

Penulis : Frank Tallis
No. ISBN : -
Penerbit : Qanita
Tanggal terbit : 2010
Katagori : Mistery-Thriller

The Doomsday Key 2012

Penulis : James Rollins
No. ISBN : 9786029560749
Penerbit : Imania
Tanggal terbit : November 2009
Katagori : Sains

Princess

Penulis : Jean P. Sasson
No. ISBN : 9791238367
Penerbit : Ramala Books
Tanggal terbit : Mei 2007
Katagori : Kisah Nyata

The Gas Room

Penulis : Stephen Spignesi
No. ISBN :
Penerbit : Hikmah
Tanggal terbit :
Katagori :

Perawan Surga

Penulis : Laura Khalida
No. ISBN : 9789791141819
Penerbit : Hikmah
Tanggal terbit : 2008
Katagori : Novel Islam

What The Dead Know

Penulis : Laura Lippman
No. ISBN :
Penerbit :
Tanggal terbit :
Katagori :

The Remains of The Day

Penulis : Kazuo Ishiguro
No. ISBN : 9791140235
Penerbit : Hikmah
Tanggal terbit : Februari 2007
Katagori : Drama

Absolute Fear : Sebuah Obsesi Cinta, Skandal Masa Lalu, dan Pembalasan Dendam

Penulis: Lisa Jackson
(Dastan Books)

Rp 69.900 Hemat Rp 13.980 Rp 55.920


The Arabian Nightmare : Kisah Misterius Yang Mengguncang Negeri Arab

Penulis: Robert Irwin
(Ufuk Press)

Rp 39.900 Hemat Rp 7.980 Rp 31.920


Pembunuhan Di Orient Express - Murder on the Orient Express

Penulis: Agatha Christie
(Gramedia Pustaka Utama)

Rp 32.000 Hemat Rp 4.800 Rp 27.200


The Asylum Prophecies : Ramalan Rumah Sakit Jiwa

Penulis: Daniel Keyes
(Ufuk Press)

Rp 79.900 Hemat Rp 15.980 Rp 63.920


The Last Oracle

Penulis: James Rollins
(Harper Collins UK)

Rp 112.375 Hemat Rp 22.475 Rp 89.900




Judas Strain

Penulis: James Rollins
(Harper Collins UK)

Rp 112.375 Hemat Rp 22.475 Rp 89.900



Black Order

Penulis: James Rollins
(Harper Collins UK)

Rp 112.375 Hemat Rp 22.475 Rp 89.900


THE ARK : Konspirasi Merekonstruksi Bahtera Nuh untuk Menghancurkan Peradaban Manusia

Penulis: Boyd Morrison (Imania (Pustaka Iman))

Nilai rata-rata: dari 0 resensi

Rekomendasikan buku ini



The 19th Wife

Penulis: David Ebbershoff (Bentang Pustaka)

Nilai rata-rata: dari 0 resensi

Rekomendasikan buku ini



The Dying Game : Wanita-wanita Pilihan Sang Psikopat

Penulis: Beverly Barton (Dastan Books)

Nilai rata-rata: dari 0 resensi

Rekomendasikan buku ini



Almost Dead - Cinta di Pusaran Dendam

Penulis: Lisa Jackson (Dastan Books)

Nilai rata-rata: dari 0 resensi

Rekomendasikan buku ini

sayang

Sayang...


Cinta itu merekah ...


Bahagia melangkah bersamanya...




Sayang...


Hati itu berbunga...


Mencintai orang yang dicintainya...




Sayang...


Mahligai itu di depanmu...


Akankah kau tepat berada di sampingnya...




Sayang...


Dia terbujur kaku...


Di atas cinta yang ia puja...




Sayang...


Hasratnya lenyap....


Hilang bersama cinta yang baru...

Selasa, 10 Mei 2011

Destilasi

Destilasi
A.Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu proses penguapan yang diikuti pengembunan.Distilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap (titk didih lain jauh lebih tinggi).Misalnya adalah pengolahan air tawar dari air laut.
B.Destilasi Bertingkat
Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama-sama mudah menguap dapat dilakukan dengan destilasi bertingkat.Destilasi bertingkat sebenarnya adalah suatu proses destilasi berulang.Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional.Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan.Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak dalam kondensat.
Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air (lihat gambar di
bawah),titik didih alkohol adalah 78*C dan titik didih air adalah 100*C.Campuran

tersebut dicampurkan dalam labu didih.Pada suhu sekitar 78*C alkohol mulai mendidih tetapi sebagian air juga ikut menguap.Oleh karena alkohol lebih mudah menguap,kadar alkohol dalam uap lebih tinggi daripada kadar alkohol dalam campuran semula.Ketika mencapai kolom fraksionasi,uap mengembun dan memanaskan kolom tersebut.Setelah suhu kolom mencapai 78*C,alkohol tak lagi mengembun sehingga uap yang mengandung lebih banyak alkohol naik ke kolom di atasnya,sedangkan sebagian air turun ke dalam labu didih.Proses seperti itu berulang beberapa kali (bergantung pada banyaknya plat dalam kolom),sehingga akhirnya diperoleh alkohol yang lebih murni.Contoh lain dari Destilasi bertingkat adalah pemurnian minyak bumi,yaitu memisahkan gas,bensin,minyak tanah, dan sebagainya dari minyak mentah.
Macam-Macam Destilasi :
1. Distilasi Sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan
perbedaan titik didih yang jauh berbeda.
2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya dengan dis.sederhana, hanya
dis.bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu
memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan.
3. Distilasi Azeotrop, memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen
yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat
memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.
Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.
5. Distilasi vakum: memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motede yang
digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, shg
titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk
mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi.

Pengelolaan Laboratorium

BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
Pembelajaran sains adalah untuk memberikan pengalaman kepada siswa dalam merencanakan dan melakukan kerja ilmiah ,untuk membentuk sikap ilmiah. Sains sebagai inkuiri merupakan seni penciptaan situasi- situasi demikian rupa ,sehingga siswa mengambil peran sebagai ilmuan. Keterampilan inkuiri dalam pembelajaran meliputi : mengajukan pertanyaan yang baik ,pengamatan dan pengukuran, merumuskan hipotesis dan penafsiran , serta pembangunan model dan pengujian model. Peranan laboratorium dalam pembelajaran sains untuk membangkitkan daya tarik kepuasan, keterbukaan, meningkatkan berfikir ilmiah dan metode ilmiah, mengembangkan berfikir kritis serta pemahaman konsep dan kemampuan berpraktikum. Untuk pengadaan dan pengelolaan laboratorium perlu diperhatikan letaknya, perlengkapannya, dan pemeliharaan alat atau bahan laboratorium.

B. Tujuan
Tujuan dengan adanya makalah ini adalah untuk lebih mengenal apa itu laboratorium dan memahami bagaimana memperhatikan laboratorium serta perlengkapannya.

C. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah, diantarannya:
1. Apa itu laboratorium serta fungsinya?
2. Bagaimana ruang laboratorium?
3. Bagaimana tata letak laboratorium?
4. Apa saja perlengkapan di laboratorium?
BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian dan Fungsi Laboratorium
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.
Menurut Koesmadji (2004), pengertian laboratorium adalah sebagai suatu ruang atau tempat untuk melakukan percobaan atau penelitian.
Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berisi teraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari jadi suatu laboratorium sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu serta system pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Laboratorium ialah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Bentuknya boleh ruang tertutup (Kamar) dan boleh ruang terbuka (kebun). Ruang penunjang kegiatan dalam melakukan pembelajaran terdiri dari : ruang persiapan, ruang penyimpanan (gudang), ruang gelap, ruang timbang, dan kebun sekolah atau rumah kaca.
Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar mengajar.
Supryono (1987) menyatakan tujuan kegiatan laboratorium dalam pembelajaran sains meliputi :
a. Membangkitkan dan memelihara daya tarik, sikap, kepuasan, keterbukaan dan rasa ingin tahu terhadap sains.
b. Mengembangkan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah.
c. Meningkatkan berpikir ilmiah dan metode ilmiah.
d. Mengembangkan pemahaman konsep dan kemampuan intelektual.
e. Mengembangkan kemampuan berpraktikum.

Melalui kegiatan laboratorium siswa dapat mempelajari fakta, gejala, merumuskan, konsep, prinsip, hokum dan sebagainya. Tujuan kegiatan praktikum selain untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat kognitif juga bertujuan untuk memperoleh keterampilan / kinerja, dapat menetapkan pengetahuan dan keterampilan tersebut pada situasi baru/lain, serta memperoleh sikap ilmiah.

B. Ruang Laboratorium Kimia
1. Luas laboratorium disesuaikan dengan siswa yang menggunakannya dengan ruang gerak setiap siswa 2,5 m.
2. Letak laboratorium diusahakan berjarak dengan bangunan lainnya yaitu minimal 3 meter agar dapat memeperoleh ventilasi dan penerangan yang baik serta menjaga keamanan maupun mencegah bakaran.
3. Fasilitas laboratorium menurut Moh. Amien (1988) :
a. Fasilitas penerangan
b. Fasilitas fentilasi
c. Instalasi air
d. Pembuangan limbah
e. Mebeler
4. Ukuran panjang ± 11 m, lebar ± 9 m, & tinggi plafon ≥ 3 m.
5. Kedua ujung berupa dinding penuh untuk papan tulis atau lemari rak .
6. Kedua dinding samping berupa jendela penerangan, ventilasi alami, meja permanen, dan rak bawah meja.
7. Dua pintu utama yang cukup lebar.

PERABOT
1 Kursi 1 buah
2 Meja peserta didik 1 buah
3 Meja demonstrasi 1 buah
4 Meja persiapan 1 buah
5 Lemari Alat 1 buah
6 Lemari bahan 1 buah
7 Bak cuci (wastafel) 1 buah


Daftar Alat Laboratorium Kimia
Alat pelubang gabus
Alat pembangkit gas
Alat pemotong kaca
Alat pemadam kebakaran
Alat pemusing
Alat pendingin leibig
Elektroda untuk Eudiometer
Eudiometer
Gelas kimia dari borosilikat, pireks, polipropilena
Gelas ukur
Labu dasar bulat
Labu destilasi
Labu erlenmeyer
Labu ukur
Lempeng kaca kobal
Lumpang dan alu porselen
Lumpang dan alu besi
Meter dasar
Model molekul
Model molekul, orbital
Pelat tetes porselen
Pengaduk kaca
Pengesahan pelubang gabus
Penguji elektrolit
Penjepit klem
Penjepit tabung reaksi
Pembakar spirtus
Pemegang batere
pH meter, digital
Pinggan uap porselen
Pipa air
Pipa kaca soda
Pipa karet
Pipa penghubung
Pipa polietilena
Pipa tiup
Pipet volumetrik
Pipet tetes
Perangkat uji air
Tabung reaksi, borosilikat
Tabung reaksi dengan pipa samping
Tabung U dengan pipa samping
Tabung reaksi bentuk Y garis tengah
Tang besi
Buret
Botol pencuci
Botol tetes
Cawan Petri
Cawan porselen
Cincin besi bertangkai
Corong gelas dan propilena
Corong pisah
Corong tistel, Gelas
Kaca arloji
Kaki tiga
Kasa asbes
Kawat nikrom
Kertas saring
Kolom kromatografi
Kolom fraksionasi
Kompor minyak tanah
Kotak PPPK
Klem serba guna
Klem model Hofmann
Klem buret
Klip, Mohr
Neraca Ohaus
Rak tabung reaksi (kayu dan stainlestell)
Segitiga poselen
Sel konduktivitas
Sendok bakar
Set model atom
Sikat buret
Sikat tabung reaksi
Siring polipropilene
Spatula nikel, politena atau tanduk
Statif besi
Stop watch
Sumbat gabus
Sumbat karet
Pipet ukur
Perangkat demineralisasi air
Voltameter Hofmann
Waskom plastik
Termometer 0 – 36°C
Termometer -10°C – 110°C


Tabel perlengkapan laboratorium kimia
No. Nama Alat No. Nama Alat No. Nama Alat
1. Baki Kayu – Tray
7. Bucket Pastik
13. Atmometer


2. Beaker Glass
8. Clinical Thermometer
14. Botol Reagent


3. Bowl – Bak Cuci
9. Electrolit Tester
15. Botol Semprot


4. Erlenmeyer
10. Funnel
16. Gas Generator Kipp’s

5. Gelas Ukur – Measuring Cylynder
11. Hoffman Voltameter
17. Kaca Arloji, Watch Glass


6. Kaki Tiga – Tripot
12. Kasa Berasbes
18. Kerosene Pressure Stove




MEDIA PENDIDIKAN
1 Papan tulis 1 buah
2 Soket Listrik 1 buah
3 Alat pemadam kebakaran 1 buah
4 Peralatan P3K 1 buah
5 Tempat Sampah 1 buah
6 Jam dinding 1 buah
7 Kipas Angin 1 buah


C. Tata Letak Laboratorium.
a. Lokasi dan ukuran.
Syarat umum lokasi :
• Tidak terletak di arah angin,yaitu untuk menghindari polusi terhadap kamar lain
• Mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air, untuk menghidari pencemaran air.
• Mempunyai saluran pembuangan tersendiri untuk menghindari pencemaran penduduk.
• Mempunyai jarak cukup jauh terhadap bangunan lain untuk memberikan ventilasi yang cukup dan penerangan alami yang optimum.
• Terletak pada bagian yang mudah dikontrol
b. Luas Ukuran Laboratorium
Untuk 40 orang siswa ukuran laboratorium yang baik : lebar 8-9 meter dan panjang 11-12 meter atau untuk setiap siswa digunakan lebih kurang 2,5 m2 .
D. Perlengkapan laboratorium antara lain :
a. Perabot yaitu meja, kursi, lemari, rak.
b. Alat peraga pendidikan yaitu instrumen, bagan, model bahan kimia,slide dll.
c. Perkakas yaitu obeng, tang, kikir, gergaji.
d. Kotak P3K beserta isinya.
e. Alat pemadam kebakaran.
f. Alat pembersih.
g. Kumpulan buku yaitu katalog, buku petunjuk dll.






BAB III
PENUTUPAN


A. Kesimpulan
Laboratorium ialah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Bentuknya boleh ruang tertutup (Kamar) dan boleh ruang terbuka (kebun). Ruang penunjang kegiatan dalam melakukan pembelajaran terdiri dari : ruang persiapan, ruang penyimpanan (gudang), ruang gelap, ruang timbang, dan kebun sekolah atau rumah kaca.
Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar mengajar.

















Daftar Isi


CatherineKean. ElizabethWInotopradjoko. MartonoBird. TonyKwee Ie TjienAchmad. HiskiaAlberty. Robert A.Daniels. Farrington Surdia. N.M.SukardjoSiagian. G. Mayer. 1982. Pedoman pengelolaan laboratorium kimia fisika & : biologi SMTP &/Middlecamp. Jakarta: Karya Utama.
Harmening Denise M. Laboratorium Manajemen: Prinsip dan Proses.
Yunita. 2009. Panduan Pengelolaan Laboratorium Kimia. Bandung: C.V. Insan Mandiri.
www.docstoc.com
www.farmasiku.com
www.google.com
www.missiontech-lab.com
www.smile my style.blogspot.com
www.wikipedia.com